TANA PASER – Diperkirakan sebanyak 700 orang akan mengalami pemutusan hubungan kerja (PHK) di Kabupaten Paser pada tahun 2024 ini, demikian yang diungkapkan oleh Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Paser, Madju Simangunsong, kepada Kaltim Post dalam sebuah wawancara belum lama ini.
Menurutnya, PHK tersebut akan terjadi terutama di sektor pertambangan batu bara.
Madju menjelaskan bahwa PHK ini berkaitan dengan proyeksi penurunan produksi batu bara pada tahun 2024.
Ia menyebut bahwa PHK ini berasal dari perusahaan kontraktor yang merupakan salah satu pemegang izin tambang di Paser, dengan jumlah mencapai 700 orang dari berbagai perusahaan kontraktor.
“Tapi, kita (pemerintah daerah) telah bersiap dengan berkonsolidasi dengan pihak perusahaan lainnya,” ujar Madju.
Konsolidasi ini dilakukan agar perusahaan lain dapat menampung tenaga kerja yang terkena PHK tersebut.
Menurut Madju, PHK merupakan hal umum dalam dunia usaha, terutama di sektor tambang batu bara yang produksinya mengalami fluktuasi tiap tahun.
Sebagai contoh, ia menyebutkan bahwa pada tahun 2023, produksi batu bara perusahaan tambang besar seperti Kideco sekitar 32 juta ton, namun pada tahun 2024 ini turun menjadi sekitar 29 juta ton.
“Yang jelas, jumlah PHK pada tahun 2024 ini diperkirakan akan lebih besar dibandingkan dengan tahun 2023,” tambahnya.
Pemerintah daerah juga melakukan upaya lain dalam menghadapi PHK ini dengan menggelar banyak pelatihan kompetensi di Balai Latihan Kerja (BLK).
Bagi mereka yang mengalami PHK, mereka dapat mencari kompetensi baru di BLK dan menjadi modal untuk berwirausaha atau bekerja di sektor usaha bidang lainnya.
Demikianlah perkiraan PHK yang akan terjadi di Kabupaten Paser pada tahun 2024, dengan pemerintah daerah berupaya memberikan solusi dan dukungan kepada para pekerja yang terkena dampaknya.
Sumber : Kaltimpost.com
Editor Topik Borneo
