KUTAI TIMUR – Ancaman terhadap calon presiden nomor urut 1, Anies Baswedan, menjadi perhatian serius setelah seorang netizen dengan akun @rifanariansyah mengancam akan menembak kepala Anies Baswedan. Pelaku diduga tinggal di Sangatta, Kutai Timur, Kalimantan Timur.
“Izin bapak, nembak kepala Anies hukumannya berapa lama ya?” tulis Rifan Ariansyah dalam media sosial.
Ancaman ini terjadi saat Anies Baswedan sedang melakukan siaran langsung di TikTok. Ancaman tersebut langsung menuai kecaman dan kekhawatiran dari berbagai pihak, termasuk Wakil Ketua Komisi III DPR RI, Ahmad Sahroni.
Sahroni mendesak Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo agar segera mengusut ancaman ini dengan serius.
“Saya minta pihak kepolisian dengan cepat mengusut ancaman ini. Karena ini ngeri sekali,” kata Sahroni.
Sahroni mengingatkan bahwa insiden penembakan terhadap pemimpin negara pernah terjadi di Jepang, dan ancaman serius seperti ini dapat membahayakan nyawa para calon presiden.
Polisi harus memastikan keamanan para capres dan cawapres, terutama menjelang musim kampanye yang semakin memanas.
Identitas diduga pelaku yang memiliki akun Instagram @rifanariansyah mencuat di media sosial.
Walau akun tersebut sudah tidak dapat ditemukan, namun akun @blackshark7890 berhasil mencapture dan mengungkap identitas Rifan Ariansyah.
Diketahui bahwa Rifan Ariansyah lahir di Bontang pada 19 September 1999 dan tinggal di Sangatta Utara, Kutai Timur, Kaltim.
Polisi telah melakukan pendalaman terhadap akun @rifanariansyah, meskipun belum ada laporan resmi terkait ancaman ini.
Ancaman tersebut menjadi perhatian serius dalam menghadapi Pemilu 2024, dan aparat penegak hukum diimbau untuk bekerja sama menjaga keamanan dan kondusivitas menjelang pemilihan.
Ancaman terhadap tokoh publik di dunia maya perlu ditindaklanjuti dengan serius, mengingat dampak dan potensi risiko yang dapat timbul.
Masyarakat juga diminta untuk tidak membuat gaduh yang dapat memecah belah bangsa, menjaga ketertiban, dan mendukung terciptanya Pemilu yang aman dan damai.
Sumber : Tribunkaltim.co
Editor Topik Borneo