BALIKPAPAN – Dewan mengungkapkan keprihatinan terkait tanggung jawab perbaikan bekas galian proyek pipa gas negara (PGN) yang kembali mengalami kerusakan.
Anggota Komisi III DPRD Kota Balikpapan, Jafar Sidik, menyampaikan bahwa kondisi ruas jalan negara di kawasan Balikpapan Utara kembali mengalami kerusakan, meskipun pihak pelaksana pekerjaan telah melakukan penutupan pasca kegiatan tersebut. Namun, masih terjadi penurunan tanah di lokasi bekas galian proyek PGN.
“Kita tahu bahwa program pipanisasi sebelumnya meninggalkan dampak. Jalan-jalan kita malah mengalami kerusakan meskipun sudah ditutup setelah penggalian. Jadi, ternyata kita yang merasakan dampaknya setelah proyek tersebut selesai,” ungkapnya.
Jafar Sidik juga mengajukan pertanyaan mengenai siapa yang bertanggung jawab atas kondisi tersebut, mengingat titik yang mengalami kerusakan berada di ruas jalan nasional Soekarno Hatta. Sementara kegiatan pipanisasi merupakan bagian dari proyek strategis nasional di Balikpapan.
Menurutnya, pihak pemerintah harus menjalin komunikasi dengan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang melaksanakan proyek nasional tersebut agar dapat menentukan siapa yang bertanggung jawab atas perbaikan fasilitas umum yang rusak. Meskipun kerusakan terjadi setelah penyelesaian kegiatan di lapangan.
“Ini membutuhkan waktu yang cukup lama agar kepadatan kembali normal. Ini keterkaitan antara pemerintah dengan pelaksana proyek. Seharusnya ada antisipasi terhadap kerusakan jalan yang terjadi,” ujarnya.
Jafar berharap agar ada kejelasan mengenai perbaikan titik jalan yang mengalami kerusakan, terutama karena posisinya berada di jalan protokol yang dilalui banyak pengendara setiap hari. Tanpa perbaikan yang tepat, kerusakan jalan tersebut dapat semakin parah dan bahkan mengancam keselamatan pengendara.
“Titik tersebut berada di depan Zipur. Perbaikannya tidak bisa dilakukan dengan cepat karena ada rongga di bawahnya. Pemadatan membutuhkan waktu yang cukup lama. Oleh karena itu, harus dihindari agar tidak membahayakan pengendara yang melintas,” tandasnya.
Editor Topik Borneo