SAMARINDA – Oscar Bartolome, seorang animator yang bekerja untuk studio Toei Animation, tengah menjadi perbincangan hangat di dunia animasi.
Hal ini terjadi setelah sebuah thread di laman X menyoroti sindiran keras yang dilontarkan olehnya terhadap program seni kecerdasan buatan (AI) yang dianggap meremehkan para seniman pekerja keras di industri anime.
Awalnya, perhatian terhadap Bartolome muncul karena karyanya yang diposting dalam thread tersebut, yang menunjukkan bahwa karyanya telah diplagiat oleh sebuah program seni AI yang disebut Niji Journey.
Thread tersebut menjadi viral karena mengungkapkan bahwa gambar yang awalnya diciptakan oleh Bartolome, seperti gambar Saori Kido dari ‘Saint Seiya’, telah dihasilkan kembali oleh AI tanpa izin atau kompensasi kepada seniman aslinya.
Masalah ini mencuat karena program seni AI seringkali dituduh mencuri karya seniman profesional tanpa memberikan pengakuan atau hak cipta yang layak kepada mereka.
Bartolome sendiri telah mengalami pengalaman serupa sebelumnya, seperti ketika poster buronan Monkey D Luffy dari anime One Piece yang ia buat juga diplagiat oleh pihak lain.
Dalam tanggapannya terhadap tudingan netizen, Bartolome dengan tegas mempertahankan karyanya dan menegaskan bahwa tidak ada yang dapat menyamai kualitas dan kreativitas seniman profesional seperti dirinya.
“Bahkan dalam mimpimu pun kamu tidak dapat membuat ilustrasi seperti ini,” katanya lagi disertai kredit namanya di sequence anime One Piece.
Ia menunjukkan bahwa meskipun teknologi AI telah maju, namun keberadaannya seharusnya tidak mengurangi apresiasi terhadap kerja keras dan bakat seniman.
“AI adalah jawaban bagi animator yang malas,” tudingnya.
Kasus Bartolome bukanlah satu-satunya dalam industri anime. Sebelumnya, sutradara di balik Bleach: Thousand-Year Blood War, Tomohisa Taguchi, juga mengalami pengalaman serupa dan mengecam penggunaan AI dalam produksi animasi.
Sementara itu, serial anime One Piece yang diproduksi oleh Toei Animation terkenal dengan upaya luar biasa dari animator dan seniman di seluruh dunia.
Namun, munculnya rencana remake anime One Piece oleh Netflix dan WIT Studio yang menggunakan “teknologi visual mutakhir” telah menimbulkan kekhawatiran bahwa penggunaan AI dalam produksi tersebut dapat meremehkan seni tradisional dan menggantikan kerja keras para seniman.
Dengan demikian, kasus Bartolome menjadi sorotan penting dalam perdebatan yang lebih luas tentang peran dan dampak teknologi AI dalam industri kreatif, terutama dalam menghargai dan melindungi karya seni dan hak cipta para seniman.
Sumber : Kompas.com
Editor Topik Borneo