Samarinda – Minimnya rekrutmen guru dan lemahnya koordinasi antarinstansi dinilai menjadi penghambat utama dalam upaya peningkatan kualitas pendidikan di Kota Samarinda.
Ketua Komisi IV DPRD Kota Samarinda, Novan Syahronny Pasie, menegaskan bahwa perbaikan sektor pendidikan tidak cukup hanya mengandalkan pembangunan fisik seperti gedung sekolah.
Menurutnya, keberadaan guru berkualitas justru menjadi faktor paling menentukan dalam proses belajar-mengajar.
“Terkait peningkatan kualitas guru. Karena faktanya, masih banyak tenaga pendidik kita yang belum memiliki kompetensi sesuai kebutuhan saat ini,” ujar Novan.
Ia menyoroti bahwa terbatasnya rekrutmen tenaga pengajar dalam beberapa tahun terakhir, ditambah banyaknya guru yang memasuki masa pensiun, menyebabkan kekosongan posisi yang berdampak pada sejumlah sekolah.
“Ini menjadi tantangan yang harus segera direspons. Karena bagaimanapun juga, kualitas pendidikan sangat bergantung pada kualitas gurunya,” jelasnya.
Novan juga menggarisbawahi bahwa peningkatan kapasitas guru tidak bisa dibebankan sepenuhnya kepada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan. Pasalnya, kewenangan terkait pelatihan guru berada di bawah Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Kota Samarinda.
“Disdikbud tidak memiliki wewenang penuh untuk menyelenggarakan diklat atau pelatihan bagi guru. Itu domainnya BPSDM. Tapi seharusnya bisa ada kolaborasi lebih intens antara keduanya,” tegasnya.
Ia berharap agar koordinasi lintas instansi diperkuat, sehingga pelatihan bagi tenaga pendidik bisa berjalan lebih rutin dan tepat sasaran.
“Harapannya pendidikan kita tidak hanya unggul dari sisi bangunan atau fasilitas, tapi juga dari sisi kualitas pengajarnya. Ini investasi jangka panjang yang tidak bisa diabaikan,” pungkasnya. (Nis/ADV DPRD KOTA SAMARINDA)