MAHULU – Empat Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Mahakam Ulu (Mahulu) dan Kutai Barat (Kubar) terpaksa menutup operasionalnya akibat dampak banjir yang melanda wilayah tersebut hingga pekan ketiga Mei 2024.
“Penyebab penutupan ini antara lain karena terganggunya pasokan listrik dari PLN yang juga terdampak banjir, serta tergenangnya genset di SPBU akibat banjir. Selain itu, ada juga kendala pada gudang penyimpanan BBM yang terhalang air,” ungkap Humas Pertamina Patra Niaga Regional Kalimantan, Arya Yusa Dwicandra, pada Kamis.
Dia menjelaskan bahwa salah satu SPBU di Mahulu yang terdampak banjir adalah SPBU 66.757.008 di Long Bagun. Gudang penyimpanan BBM di SPBU tersebut tergenang banjir, sehingga hanya setelah air surut, SPBU baru dapat kembali beroperasi.
Selain itu, SPBU 66.757.007 Long Bagun juga terpaksa berhenti beroperasi karena tidak ada pasokan listrik untuk mengoperasikan pompa-pompa. Mesin listrik di SPBU juga mengalami kerusakan.
Dua SPBU lainnya, yaitu SPBU 66.757.001 Long Apari dan SPBU 66.757.008 Long Pahangai, hingga 18 Mei belum dapat menerima pasokan karena kendala pengiriman dari Long Bagun yang biasanya menggunakan perahu longboat masih terlalu berbahaya akibat arus yang sangat kuat dan tingginya muka air Mahakam.
“Alhamdulillah, mulai tanggal 18 Mei, air sudah mulai surut sehingga kami dapat mengirimkan BBM ke Long Pahangai dan Long Apari,” ujar Arya. Dia juga menyebutkan bahwa penyaluran harian BBM ke Mahakam Ulu untuk solar sekitar 5-10 kilo liter per hari dan pertalite sekitar 40 kilo liter per hari.
Banjir di Kabupaten Mahulu terjadi sejak Selasa, 14 Mei sore. Tinggi muka air Sungai Mahakam naik hingga enam meter lebih, menyebabkan sebagian pemukiman warga terendam dan bahkan ada yang tinggal di atap rumah mereka.
Menurut Penjabat Gubernur Kalimantan Timur, Akmal Malik, sebanyak 28 desa mulai dari Kecamatan Long Bagun di hilir, lalu Long Hubung, Laham, Long Pahangai, dan Long Apari di hulu, terdampak banjir.
Editor Topik Borneo