UJOH BILANG – Seorang korban banjir di Mahulu, yang memilih untuk tidak disebutkan namanya, mengungkapkan bahwa seluruh barang dagangannya ikut terendam banjir.
Meskipun pada saat bencana itu terjadi, dia tidak berada di rumah. Sebagai pegawai honorer di Pemkab Mahulu, dia menjual pernak-pernik khas Dayak. Saat ini, dia fokus pada barang-barang yang masih bisa digunakan atau dijual.
Pasca banjir, warga Mahulu mengalami kesulitan mendapatkan kebutuhan sehari-hari, bahkan BBM pun sulit ditemukan.
“Situasinya sangat tidak biasa. Mungkin kita belum pulih sepenuhnya. Kerugian materi juga besar, rumah banyak yang rusak parah,” ungkapnya.
Menurutnya, listrik memainkan peran kunci dalam pemulihan kehidupan masyarakat. Tanpa listrik, tugas membersihkan rumah menjadi sulit dilakukan dengan maksimal.
Dia berharap agar segala aktivitas dapat segera kembali normal. Di masa depan, dia mendorong untuk lebih waspada terhadap prakiraan cuaca, terutama saat musim hujan yang dapat menyebabkan banjir.
“Semuanya adalah kehendak Tuhan, tapi kita perlu sadar akan pentingnya menjaga keseimbangan alam dan lingkungan,” katanya..
Editor Topik Borneo