Topik Borneo – Ratusan pengendara motor di Samarinda mengalami kerusakan kendaraan usai mengisi BBM yang diduga oplosan. Kejadian ini mulai ramai sejak Senin pagi, 14 April 2025, saat warga berbondong-bondong mendatangi kantor-kantor kecamatan untuk mengajukan bantuan.
Masalah ini bukan sekadar gangguan teknis. Di kota seperti Samarinda, motor adalah alat utama masyarakat untuk bekerja dan mencari nafkah. Menyadari dampak serius tersebut, Wali Kota Samarinda Andi Harun langsung mengambil tindakan cepat.
Pemkot mengalokasikan bantuan langsung tunai (BLT) sebesar Rp300 ribu bagi setiap motor warga yang rusak akibat BBM bermasalah.
“Ini bukan hal kecil. Ini menyangkut kehidupan masyarakat. Kami tidak boleh menunda,” ujar Andi Harun dalam keterangannya.
Awalnya, Pemkot menetapkan kuota sebanyak 60 orang per kecamatan dengan total sasaran 600 warga. Namun baru sehari berjalan, angka itu langsung melonjak, terutama di kecamatan padat seperti Samarinda Ulu dan Sungai Pinang. Antrean warga membludak, hingga kantor kecamatan nyaris tak tutup.
Melihat situasi ini, Wali Kota menegaskan bahwa bantuan akan tetap diberikan meski jumlah klaim melebihi target awal. Warga diberi waktu satu minggu untuk mengajukan permohonan dengan membawa data diri, bukti kerusakan dari bengkel, serta keterangan tempat dan waktu pengisian BBM.
“Jangan panik. Selama syarat terpenuhi dan memang terdampak, kami akan bantu. Kuota bisa kita sesuaikan,” jelasnya.
Pemerintah kota juga telah menginstruksikan Asisten II untuk mengawal proses distribusi bantuan agar cepat dan tepat sasaran. Upaya penyelidikan terhadap sumber BBM bermasalah juga dilakukan beriringan oleh pihak kepolisian.
“Kalau ternyata lebih dari 600 orang, ya tidak apa-apa. Selama dia warga Samarinda, dan motornya memang rusak karena kejadian ini, kita bantu,” tegas Wali Kota Andi Harun.