BEIJING – Beijing, ibu kota China, mencatat gelombang dingin terpanjang sejak dimulainya pencatatan suhu pada tahun 1951. Media pemerintah melaporkan bahwa suhu di stasiun cuaca Nanjiao di Beijing naik di atas nol derajat Celcius pada Minggu (24/12/2023) sore untuk pertama kalinya setelah berada di bawah nol derajat selama lebih dari 300 jam.
Gelombang dingin yang kuat telah melanda sebagian besar wilayah China bulan ini, menyebabkan gangguan pada sistem pemanas di beberapa kota di China utara.
Provinsi Henan mengalami kegagalan sistem, di mana Kota Jiaozuo menghentikan sebagian pemanasan setelah masalah pada pembangkit listrik Wanfang.
Meskipun masalahnya telah diatasi, dua kota lain di provinsi tersebut, Puyang dan Pingdingshan, memprioritaskan sumber daya pemanas terbatas untuk rumah sakit, sekolah, dan bangunan tempat tinggal.
“Sejak suhu pertama kali turun hingga di bawah nol derajat pada 11 Desember, suhu tetap berada di bawah garis tersebut selama lebih dari 300 jam,” tulis Beijing Daily.
Cuaca dingin juga mempengaruhi transportasi umum di Beijing, dengan sistem metro mengalami masalah.
Beberapa hari yang lalu, dua kereta metro bertabrakan saat kondisi bersalju, menyebabkan ratusan penumpang cedera, beberapa di antaranya mengalami patah tulang.
Selain itu, suhu yang sangat dingin juga menghambat upaya penyelamatan setelah gempa mematikan di Provinsi Gansu. Gempa tersebut, yang terjadi bulan ini, menunjukkan dampak buruk cuaca dingin terhadap penanganan bencana dan penyelamatan.
Gelombang dingin yang ekstrem ini menyoroti tantangan yang dihadapi oleh sejumlah kota di China dalam menghadapi kondisi cuaca yang tidak biasa dan menunjukkan kerentanan infrastruktur terhadap suhu ekstrem.
Sumber : Liputan6.com
Editor Topik Borneo