PPU – Media sosial dihebohkan dengan informasi mengenai biaya sewa kontrakan atau kos-kosan di Ibu Kota Nusantara (IKN), yang mencapai lebih dari Rp 5 juta per bulan. Kabarnya, biaya ini bahkan lebih tinggi daripada biaya hidup di Jakarta. IKN sendiri berlokasi di Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur.
Seorang warga Samarinda, Kalimantan Timur, bernama Dini, memberikan insight tentang biaya hidup di sekitar IKN.
“Di sini apa-apa serba mahal. Saya belanja ke warung beli ayam 1 ekor, lombok dikit, tahu kering 20 biji, sama printilan kecil-kecil bayarnya Rp 114.000,” kata Dini.
Menurutnya, harga sewa rumah di Samarinda sudah cukup tinggi, dengan tarif mencapai Rp 85 juta per tahun.
Bahkan, dia mengungkapkan bahwa pemilik rumah sudah berencana menaikkan harga sewa menjadi Rp 100 juta per tahun.
Tidak hanya biaya sewa yang tinggi, harga beberapa komoditas juga melonjak. Dini mencontohkan pengalamannya berbelanja di warung dengan total belanja mencapai Rp 114.000. Dia membeli satu ekor ayam, cabai, tahu kering sebanyak 20 biji, dan bumbu-bumbu lainnya.
Dini juga menyampaikan bahwa berbelanja di ritel atau supermarket justru lebih ekonomis daripada di pasar tradisional.
Sebagai contoh, harga ayam di ritel hanya sekitar Rp 55 ribu per ekor untuk ayam besar dan Rp 32 ribu per ekor untuk ayam kecil.
Dalam konteks transportasi, naik angkot untuk jarak dekat di Kalimantan dikenakan tarif sekitar Rp 7.000.
“Naik angkot jarak dekat Rp 7.000. Di Kalimantan ada taksi tapi jarang yang pakai karena terlalu kurang diminati,” tambahnya.
Di samping itu, penggunaan taksi di kawasan tersebut jarang diminati oleh warga setempat.
Selain itu, Dini juga menyebutkan bahwa biaya ongkos kirim (ongkir) dari e-commerce ke Samarinda berkisar antara Rp 40.000 hingga Rp 60.000.
Namun, dia menekankan bahwa ongkos tersebut dapat disubsidi oleh platform e-commerce, sehingga harganya menjadi lebih terjangkau, dengan maksimal pembayaran ongkir sekitar Rp 24.000 hingga Rp 30.000.
Sumber : Detik.com                                  Â
Editor Topik Borneo