SANGATTA – Kebutuhan air bersih di Kabupaten Kutai Timur, Provinsi Kalimantan Timur, masih menjadi tantangan yang belum sepenuhnya teratasi.
Hingga saat ini, 18 kecamatan atau 139 desa di wilayah tersebut belum mendapatkan pasokan air bersih secara maksimal.
Kompleksitas geografis Kabupaten Kutai Timur menjadi salah satu faktor utama yang menyulitkan pemenuhan kebutuhan air bersih bagi masyarakat.
Camat Rantau Pulung, Tristiningsih, mengungkapkan bahwa wilayah Kabupaten Kutai Timur mencakup dataran rendah, perkotaan, pegunungan, dan pesisir.
Hal ini menyebabkan kesulitan dalam penyediaan infrastruktur air bersih yang merata di seluruh wilayah.
Kondisi ini juga tercermin di Kecamatan Rantau Pulung, yang berbatasan langsung dengan Kecamatan Sangatta Utara, ibu kota Kabupaten Kutai Timur.
Dari 9 desa yang berada di Kecamatan Rantau Pulung, hanya 6 desa yang sudah teraliri air PDAM.
Sementara itu, satu desa menggunakan sistem Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Pamsimas), yaitu Desa Tepian Makmur.
“Kami ada 9 desa, di antaranya yang teraliri air PDAM sebanyak 6 desa,” ucap Camat Rantau Pulung, Tristiningsih
Desa ini telah lama mengandalkan Pamsimas sebagai sumber air bersihnya. Sedangkan dua desa lainnya, yaitu Desa Tanjung Labu dan Desa Manunggal Jaya, masih dalam proses menuju penggunaan Pamsimas.
Dengan demikian, dari total 9 desa di Kecamatan Rantau Pulung, 6 desa telah teraliri PDAM dan 3 desa menggunakan Pamsimas.
Meskipun demikian, masih ada tantangan dalam memastikan semua desa mendapatkan pasokan air bersih yang memadai.
Upaya-upaya terus dilakukan untuk meningkatkan akses air bersih di seluruh wilayah Kutai Timur, baik melalui pengembangan infrastruktur maupun program-program penyediaan air bersih yang lebih inklusif dan berkelanjutan.
Sumber : Tribunkaltim.co
Editor Topik Borneo
