JAKARTA – Coinbase, salah satu bursa kripto terkemuka, mengumumkan ekspansi layanan perdagangan kripto spot di bursa internasionalnya mulai Kamis, 14 Desember 2023. Langkah ini menandai upaya perusahaan untuk mengatasi kebutuhan pasar di luar Amerika Serikat (AS).
Layanan perdagangan spot ini, yang sebelumnya ditujukan untuk derivatif, akan diluncurkan secara bertahap, dimulai dengan pasangan perdagangan bitcoin dan ethereum terhadap stablecoin USDC untuk klien institusional.
Pengumuman ini datang sebagai respons terhadap perkembangan positif dalam pasar kripto, terutama dengan nilai Bitcoin yang meningkat lebih dari dua kali lipat selama tahun ini.
Coinbase berharap dapat memanfaatkan peluncuran ini untuk mengukur permintaan produk spot dan mendapatkan pengalaman berharga.
Seiring dengan pertumbuhan industri kripto, perusahaan ini juga mencari persetujuan di Amerika Serikat.
Meskipun saham Coinbase mengalami kenaikan sepanjang tahun, tercatat naik empat kali lipat, perusahaan ini tetap berada di bawah sorotan, terutama setelah gugatan oleh Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC) pada bulan Juni yang menuduh Coinbase menjual sekuritas yang tidak terdaftar.
Pendiri dan CEO Coinbase, Brian Armstrong, juga memberikan pandangannya terhadap industri kripto setelah penyelesaian kasus Binance dengan Departemen Kehakiman AS.
Armstrong mengakui bahwa ada beberapa aktor jahat dalam kripto, namun tindakan penegakan hukum terhadap Binance membuka lembaran baru bagi industri ini.
Armstrong menyoroti upaya perusahaan kripto untuk membangun diri mereka secara bertanggung jawab, sah, dan dapat dipercaya.
“Ini adalah saat yang tepat bagi kita untuk membuka lembaran baru sebagai sebuah industri dan menyadari bahwa membangun perusahaan di luar negeri, mengabaikan peraturan, tidak akan berhasil,” kata Amstrong
Dia juga menjawab kekhawatiran sebagian orang terkait aktivitas terlarang dalam kripto, menyatakan bahwa jumlahnya jauh lebih rendah daripada penggunaan uang tunai yang tidak sah.
“Memang benar ada sejumlah kecil aktivitas terlarang di kripto, namun sebenarnya jumlahnya kurang dari 1 persen dari apa yang kami lihat. Kalau kita lihat penggunaan uang tunai yang tidak sah, misalnya, sebenarnya sering kali 3 persen atau 4 persen. Itu jauh lebih tinggi daripada apa yang terjadi di kripto,” ujar Amstrong.
Dalam konteks global, Coinbase juga menghadapi beberapa tantangan, seperti denda oleh pengadilan Rusia karena penolakan mereka untuk melokalisasi data pengguna Rusia.
Di Kazakhstan, situs web Coinbase dilaporkan diblokir oleh pemerintah karena pelanggaran Undang-Undang tentang Aset Digital Kazakhstan.
Meskipun demikian, Coinbase terus beradaptasi dengan perubahan regulasi dan berusaha untuk memperluas layanannya di tengah dinamika pasar kripto yang terus berkembang.
Sumber : Liputan6.com
Editor Topik Borneo