JAKARTA – Denny Sumargo, publik figur yang baru-baru ini mengucapkan kalimat syahadat, menyoroti bahwa proses menjadi seorang muslim atau mualaf memerlukan lebih dari sekadar mengucapkan dua kalimat syahadat.
Meskipun ia mengucapkan kalimat syahadat dalam sebuah podcast bersama Deryansha Azhary, Denny Sumargo belum mengklaim diri sebagai seorang muslim.
Dalam penjelasannya di podcast Kasisolusi yang tayang pada 21 Desember 2023, Denny Sumargo menyadari bahwa mengucapkan kalimat syahadat harus melibatkan hati dan mematuhi ritus tertentu.
Ia menegaskan bahwa mengucapkan kalimat syahadat tidak cukup tanpa niatan yang tulus dan hati yang ikut serta dalam proses tersebut.
Deryansha Azhary, yang memandu Denny Sumargo saat mengucapkan syahadat, juga membenarkan bahwa menjadi mualaf melibatkan proses yang lebih kompleks, termasuk saksi dan niatan yang tulus. Proses ini melibatkan perubahan hati dan keyakinan yang mendalam.
Denny Sumargo menegaskan bahwa mengucapkan kalimat syahadat bukanlah masalah baginya dan bahwa ia merasa tidak ada kontradiksi antara mengucapkan kalimat syahadat dan keyakinan pribadinya saat ini.
“Ya kan sekarang ketika orang mengucap kalimat syahadat ya kan, dia berbicara gitu, terus dituntun gitu kan. Terus itu kan ada ritualnya. Enggak mungkin kemudian dia menjadi sah begitu aja kan. Ada mesti diucapkannya bersama dengan siapa, terus apa, dan ada saksi segala macam begitu kan?” jelas Denny Sumargo.
Ia menunjukkan pandangan positif terhadap kalimat syahadat dan menegaskan bahwa tidak ada yang salah dalam mengucapkannya.
Sebelumnya, Denny Sumargo mengucapkan kalimat syahadat setelah menjadi tamu di podcast Deryansha Azhary.
Meskipun momen ini mengundang berbagai tanggapan dari publik, Denny Sumargo menyatakan bahwa proses pengucapan kalimat syahadat memerlukan lebih dari sekadar kata-kata, dan hati juga harus terlibat secara penuh dalam perubahan keyakinan tersebut.
Sumber : Liputan6.com
Editor Topik Borneo
