Samarinda – Insiden kebakaran yang melanda atrium BIG Mall Samarinda menguak kelalaian manajemen dalam menindaklanjuti rekomendasi keselamatan yang sebelumnya telah diberikan DPRD Kota.
Ketua Komisi III DPRD Samarinda, Deni Hakim Anwar, menyebut pihaknya sejak lama telah mengingatkan soal pentingnya sistem keselamatan di fasilitas publik, termasuk pusat perbelanjaan.
“Dalam sidak kita waktu itu, ditemukan beberapa alat proteksi kebakaran yang tidak aktif dan tidak berfungsi dengan baik. Jadi kita berikan rekomendasi, salah satunya BIG Mall,” jelas Deni.
Rekomendasi tersebut, menurutnya, bukan hanya menyasar sistem proteksi kebakaran, tetapi juga pengelolaan limbah yang kerap luput dari perhatian.
“Kita menyoroti dua hal, IPAL dan sistem proteksi kebakaran mulai dari hidran hingga sprinkle,” ungkapnya.
Catatan teknis juga telah disampaikan Dinas Pemadam Kebakaran kepada manajemen BIG Mall dan Hotel Fugo. Namun hingga awal Mei lalu, belum terlihat tindak lanjut dari pihak manajemen.
“Terakhir kali kami memanggil pihak manajemen tanggal 5 sampai 6 Mei 2025, tujuannya untuk menanyakan apakah mereka telah melaksanakan komitmen untuk membenahi. Dan ternyata belum dijalankan,” ujarnya.
Bagi Deni, peristiwa kebakaran ini menjadi bukti nyata bahwa peringatan tersebut tidak ditanggapi serius, dan kelalaian semacam ini dapat membahayakan keselamatan publik.
“Kejadian ini menjadi catatan dan peringatan kepada seluruh pelaku usaha khususnya yang berkaitan dengan fasilitas publik untuk bisa mengedepankan masalah keselamatan,” tegasnya.
Komisi III DPRD ucapnya, berencana memanggil kembali pihak manajemen BIG Mall untuk menindaklanjuti hasil investigasi serta mendalami alasan belum dijalankannya rekomendasi sebelumnya.(Ns/Adv DPRD Samarinda)
