JAKARTA – Keputusan Gibran Rakabuming Raka menjadi Calon Wakil Presiden (Cawapres) dari Calon Presiden (Capres) Prabowo Subianto telah menimbulkan berbagai respons dari berbagai pihak.
Berikut adalah tanggapan dari PDIP, netizen, Joko Widodo, Gibran sendiri, dugaan pelanggaran kode etik, dan sudut pandang dari PAN:
- Tanggapan PDIP:
Gibran Rakabuming dinyatakan tidak lagi menjadi bagian dari PDIP secara de facto setelah resmi menjadi Cawapres Prabowo Subianto. Meskipun beberapa anggota PDIP kecewa dengan keputusan Gibran, Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri, hanya tertawa menanggapi hal tersebut. - Netizen Terbagi 3 Kubu:
Netizen terpecah menjadi tiga kubu. Sebagian kecewa dengan potensi dinasti politik dan kritik terhadap putusan MK, sebagian mendukung langkah Gibran karena merasa ayahnya sering diremehkan, dan sisanya bersifat netral mendukung kandidat lain. - Joko Widodo Merestui:
Presiden Joko Widodo merestui dan mendukung langkah Gibran sebagai Cawapres Prabowo Subianto. Jokowi menegaskan bahwa keputusan tersebut ada di tangan Gibran, dan sebagai orang tua, tugasnya hanya mendoakan dan merestui. - Gibran Akui Dapat Izin PDIP:
Gibran mengakui telah mendapatkan izin dari PDIP, termasuk dari Puan Maharani dan Arsjad Rasjid. Sekretaris Jenderal PDIP, Hasto Kristiyanto, juga mengkonfirmasi bahwa Gibran sudah pamit kepada Puan dan Arsjad. - Dugaan Pelanggaran Kode Etik:
Putusan MK mengenai batasan usia capres dan cawapres memicu polemik dan laporan dugaan pelanggaran kode etik pada Majelis Kehormatan Mahkamah Konstitusi (MKMK). Guru Besar Hukum Tata Negara Universitas Surabaya, Hesti Armiwulan, meminta MKMK menerapkan UU Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman. - Sudut Pandang PAN:
Wakil Ketua Umum PAN, Viva Yoga Mauladi, menyatakan bahwa PDIP seharusnya senang karena ada dua kadernya yang maju di pemilihan presiden 2024. Ia menegaskan bahwa Gibran tidak melanggar aturan konstitusional, dan PAN tidak ingin mencampuri urusan internal PDIP.
“Jika boleh berharap, seharusnya PDIP merasa senang dan bangga karena ada dua kadernya yang berkontestasi di pemilu presiden 2024, Mas Ganjar dan Mas Gibran. Keduanya juga memiliki basis sosial dan ceruk pemilih yang berbeda. Siapapun yang terpilih, yang menang tetap PDIP,” kata Yoga.
Dengan berbagai respons yang beragam dari berbagai pihak, majunya Gibran sebagai Cawapres menjadi perbincangan dan sorotan di kalangan masyarakat Indonesia.
Sumber : Imelight.media.com
Editor Topik Borneo