spot_img

Google Pecat 28 Karyawan Akibat Protes Proyek dengan Israel

JAKARTA – Google telah mengakhiri hubungan kerja dengan 28 karyawan pada Rabu, 17 April 2024, setelah serangkaian protes terkait kondisi tenaga kerja dan kontrak perusahaan dalam menyediakan layanan komputasi awan dan kecerdasan buatan kepada pemerintah dan militer Israel.

Berita ini muncul setelah sejumlah pekerja ditangkap pada Selasa malam atas tuduhan masuk tanpa izin. Mereka melakukan aksi protes di kantor perusahaan di New York dan Sunnyvale, California, termasuk protes di kantor CEO Google Cloud Thomas Kurian.

Beberapa pekerja yang ditangkap di New York dan Sunnyvale mengungkapkan bahwa selama protes mereka tidak dapat mengakses akun kerja dan kantor. Mereka diberikan cuti administratif dan diminta untuk menunggu hingga dihubungi oleh SDM.

Pada Rabu malam, memo yang dikirim oleh Chris Rackow, wakil presiden keamanan global Google, menyatakan bahwa setelah penyelidikan, perusahaan memutuskan hubungan kerja dengan 28 karyawan yang terlibat. 

“Kami akan terus menyelidiki dan mengambil tindakan jika diperlukan.”

Penangkapan pekerja yang disiarkan langsung di Twitch merupakan tindak lanjut dari demonstrasi di luar kantor Google di New York, Sunnyvale, dan Seattle, yang menarik ratusan peserta, menurut pekerja yang terlibat.

Protes ini dipimpin oleh organisasi “No Tech for Apartheid”, yang menyoroti Proyek Nimbus, kontrak bersama Google dan Amazon untuk menyediakan layanan komputasi awan kepada pemerintah dan militer Israel.

“Malam ini, Google memecat lebih dari dua puluh pekerja, termasuk mereka yang tidak langsung terlibat dalam protes. Pemecatan ini jelas merupakan pembalasan,” kata No Tech for Apartheid dalam pernyataan.

Para pengunjuk rasa di Sunnyvale dan New York duduk di kantor Kurian dan menulis tuntutan di papan tulis. Beberapa pekerja ditangkap dalam protes tersebut.

Kementerian Pertahanan Israel dilaporkan mencari layanan konsultasi dari Google untuk memperluas aksesnya ke layanan Google Cloud. Google Foto adalah salah satu platform yang digunakan oleh pemerintah Israel untuk melakukan pengawasan di Gaza.

Ariel Koren, mantan karyawan Google yang mengundurkan diri pada tahun 2022, mengatakan bahwa tindakan Google ini adalah bukti bahwa upaya untuk menekan suara-suara yang menentang kontrak tersebut justru memperkuat protes tersebut. Koren sebelumnya memimpin upaya menentang kontrak Project Nimbus.

Editor Topik Borneo

BERITA TERKINI

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

MEDIA SOSIAL

1,559FansSuka
1,157PengikutMengikuti
1,175PelangganBerlangganan
- Advertisment -spot_img

BERITA DAERAH

BERITA NASIONAL

BERITA INTERNASIONAL

Komentar