spot_img

Guru IPB Ungkap Alasan Kenapa Sawit Harus Dihilirisasi

SANGATTA – Kelapa sawit menjadi salah satu dari sepuluh komoditas unggulan yang didorong oleh pemerintah untuk dilakukan proses hilirisasi dan peningkatan daya saing, khususnya pada industri oleopangan, oleokimia, dan bioenergi.

– Rute Baru Penerbangan Surabaya-Berau Resmi Beroperasi di Kaltim

– Pusat Grosir di Samarinda Disidak, Stok Bahan Pokok Aman dan LPG 3 Kg Ditambah 126 Ribu Ton

– Permintaan Meningkat Jelang Hari Raya Iduladha, Pertamina Tambah Elpiji Tiga Kilogram di Samarinda

– Program Ulun Begawi, PT KPI Unit Balikpapan Libatkan Mahasiswa-Mahasiswi Lokal

– SKK Migas-KKKS Berikan Bantuan Pascabencana Mahulu dan Kubar

Upaya strategis ini bertujuan untuk meningkatkan nilai tambah komoditas kelapa sawit melalui pengolahan menjadi produk turunan yang bernilai jual tinggi. Minyak kelapa sawit tetap menjadi komoditas andalan Indonesia dalam menambah devisa negara.

Berdasarkan data Ditjenbun (2022), luas areal kelapa sawit pada tahun 2022 mencapai 15,38 juta hektare dengan total produksi CPO Indonesia mencapai 48,24 juta ton dan produksi PKO sebesar 9,65 juta ton. Menurut Kemenperin (2022), industri kelapa sawit berkontribusi sebesar 3,5 persen terhadap PDB nasional.

Saat ini, industri kelapa sawit dari sektor hulu sampai hilir mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 5,2 juta orang dan menghidupi lebih dari 21 juta jiwa.

Guru Besar Institut Pertanian Bogor (IPB), Erliza Hambali, saat melakukan workshop di Samarinda, menyatakan bahwa kebijakan hilirisasi industri dapat meningkatkan nilai tambah, perekonomian, penerimaan negara, mensubstitusi barang impor, menarik investasi, menghasilkan devisa, dan menyerap banyak tenaga kerja lokal.

“Dengan adanya kebijakan nasional hilirisasi industri kelapa sawit di dalam negeri tentunya akan berdampak positif bagi perekonomian nasional,” kata Erliza.

Manfaat Hilirisasi Industri Kelapa Sawit:

– Optimalisasi Penyerapan Hasil Produksi Petani Rakyat**: Memberikan keuntungan langsung kepada petani kecil.

– Penyediaan Bahan Pangan dan Nonpangan: Menghasilkan berbagai produk makanan dan non-makanan dari minyak sawit.

– Produksi Oleokimia dan Bahan Bakar Terbarukan: Menyediakan bahan baku potensial untuk berbagai industri dan kebutuhan domestik serta ekspor.

– Meningkatkan Ekonomi Berbasis Industri Pengolahan: Membangkitkan sektor ekonomi produktif dengan mengolah CPO dan PKO menjadi produk bernilai tambah.

Hilirisasi minyak sawit di Indonesia dikelompokkan menjadi tiga kelompok besar: Oleofood, Oleochemical, dan Biofuel.

– Oleofood: Menghasilkan produk pangan seperti margarin, mentega, krimer non-harian, lemak penggorengan, dan pengemulsi makanan.

– Oleochemical: Mengolah produk industri kilang minyak menjadi produk oleokimia dasar hingga produk jadi seperti surfaktan, sabun, deterjen, shampo, biopelumas, biomaterial, dan bioplastik.

– Biofuel: Mengolah minyak sawit menjadi biodiesel, bioavtur, bensin sawit, green gasoline, dan green diesel.

Dengan mengoptimalkan hilirisasi ini, Indonesia dapat meningkatkan daya saing global serta memperkuat ekonomi nasional melalui pengolahan produk-produk turunan kelapa sawit. 

Editor Topik Borneo

BERITA TERKINI

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

MEDIA SOSIAL

1,559FansSuka
1,157PengikutMengikuti
1,175PelangganBerlangganan
- Advertisment -spot_img

BERITA DAERAH

BERITA NASIONAL

BERITA INTERNASIONAL

Komentar