spot_img

Hattfield Dipecat, Google Dikecam Atas Proyek Militer Israel

NEW YORK – Google kembali menjadi sorotan setelah insinyur teknik software mereka, Hattfield, dipecat karena protes kerasnya terhadap Proyek Nimbus dalam sebuah konferensi.

Proyek Nimbus, yang merupakan kerja sama antara Google dan pemerintah Israel, mencakup penggunaan teknologi canggih seperti AI, deteksi wajah, dan surveilans yang diklaim akan digunakan untuk tujuan militer ofensif.

Hattfield menyuarakan kekhawatirannya bahwa teknologi yang dikembangkan dalam proyek ini berpotensi digunakan untuk tindakan represif dan genosida terhadap warga Palestina.

Dalam konferensi tersebut, Hattfield mengungkapkan bahwa kontribusi Google dalam Proyek Nimbus tidak hanya mendukung upaya militer Israel, tetapi juga dapat memperburuk pelanggaran hak asasi manusia di wilayah konflik tersebut.

Pemecatan Hattfield memicu reaksi beragam dari berbagai pihak. Sebagian besar aktivis dan pekerja hak asasi manusia mendukung tindakan Hattfield dan mengkritik Google karena tidak memperhatikan dampak etis dari teknologi yang mereka kembangkan. Mereka menuntut Google untuk mengkaji ulang kerjasama mereka dengan Israel dan memastikan bahwa teknologi yang mereka buat tidak disalahgunakan untuk tujuan yang melanggar hak asasi manusia.

Di sisi lain, Google membela keputusan mereka dengan menyatakan bahwa pemecatan Hattfield dilakukan karena pelanggaran terhadap kode etik perusahaan, bukan karena substansi kritiknya.

Google juga menegaskan bahwa Proyek Nimbus dirancang dengan mempertimbangkan standar etika tinggi dan bertujuan untuk membantu meningkatkan keamanan siber dan layanan cloud di Israel.

Namun, kontroversi ini belum mereda. Banyak pihak menuntut transparansi lebih lanjut dari Google mengenai bagaimana teknologi mereka digunakan dalam Proyek Nimbus.

Kritik terhadap perusahaan teknologi besar semakin meningkat seiring dengan kekhawatiran bahwa inovasi dalam AI dan surveilans dapat disalahgunakan oleh pemerintah atau entitas militer untuk tujuan yang tidak manusiawi.

Dengan situasi ini, penting bagi Google dan perusahaan teknologi lainnya untuk mempertimbangkan implikasi etis dari proyek-proyek mereka, memastikan bahwa perkembangan teknologi dilakukan dengan tanggung jawab sosial dan tidak berkontribusi pada pelanggaran hak asasi manusia.

Editor Topik Borneo

BERITA TERKINI

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

MEDIA SOSIAL

1,559FansSuka
1,157PengikutMengikuti
1,175PelangganBerlangganan
- Advertisment -spot_img

BERITA DAERAH

BERITA NASIONAL

BERITA INTERNASIONAL

Komentar