GAZA – Warga Palestina saat ini tidak dapat merayakan Idul Fitri dengan sukacita seperti biasanya. Mereka sedang hidup dalam ketakutan dan kegelisahan di tengah serangan Israel.
“Selama lebih dari enam bulan yang penuh penderitaan, kami telah menghadapi kengerian pembantaian, penyakit, kelaparan, dan rasa haus, yang disebabkan oleh tindakan militer Israel. Kekerasan mereka yang tanpa henti, tidak mengenal batas, dan terus berlanjut sepanjang bulan suci Ramadhan hingga Idul Fitri,” demikian yang dirasakan warga Palestina sebagaimana dilaporkan oleh Mondoweiss.
Idul Fitri kali ini menjadi suram bagi banyak warga Palestina, dengan tradisi-tradisi yang biasa dilakukan pada perayaan tersebut kini absen. Tidak ada kebebasan, tidak ada hidangan khas, tidak ada pakaian baru, tidak ada sukacita dalam merayakan Idul Fitri kali ini.
Selama lebih dari enam bulan terakhir, warga Palestina telah mengalami penderitaan yang tak terbayangkan, termasuk pembantaian, penyakit, kelaparan, dan kehausan, yang semuanya disebabkan oleh tindakan brutal militer Israel.
Kekerasan yang mereka alami tidak mengenal batas, dan terus berlanjut sepanjang bulan suci Ramadhan hingga Idul Fitri.
Biasanya, seluruh wilayah Gaza akan dihiasi untuk merayakan Idul Fitri. Makanan khas, seperti kurma untuk membuat hidangan tradisional seperti ka’ek, tidak lagi bisa ditemukan.
Begitu juga dengan makanan khas Idul Fitri lainnya, seperti ikan fermentasi yang dikenal sebagai fesikh dari Mediterania dan Laut Merah, yang aroma asinnya akan memenuhi udara di pasar. Namun, semua itu tidak dapat dinikmati pada tahun ini.
Tradisi belanja untuk membeli pakaian baru juga absen tahun ini. Toko-toko yang biasanya ramai dengan berbagai pakaian kini sepi, dan keluarga tidak lagi dapat mendekorasi rumah mereka atau menantikan hidangan khas yang biasanya disiapkan ibu mereka.
Hari pertama Idul Fitri yang biasanya penuh dengan kegembiraan dan suka cita, kini digantikan oleh kehancuran dan kesedihan. Jalanan yang sebelumnya ramai dengan suara anak-anak yang bermain, kini sepi dan penuh dengan suara ledakan.
Keluarga tidak lagi berkumpul untuk merayakan, melainkan untuk berduka atas kehilangan orang-orang yang mereka cintai.
Ini adalah kenyataan yang harus dihadapi oleh saudara-saudara kita di Palestina. Semoga keadilan segera terwujud bagi mereka.Â
Editor Topik Borneo