JAKARTA – Industri perikanan di Indonesia menghadapi berbagai tantangan yang memerlukan solusi inovatif untuk memastikan pertumbuhan dan keberlanjutan optimal.
Menurut Co-Founder & Chief Sustainability Officer Aruna Utari Octavianty, salah satu tantangan utama adalah persaingan ketat dalam memperoleh pasokan bahan baku ikan segar.
“Persaingan ini berdampak pada industri pengolahan perikanan dalam memenuhi kebutuhan produksi yang stabil dan berkualitas,” kata Aruna.
Tantangan lainnya melibatkan isu illegal fishing dan overfishing, yang dapat merusak ekosistem perairan dan mengancam keberlanjutan sumber daya ikan.
Perusahaan perikanan terintegrasi, Aruna, mencoba mengatasi tantangan ini dengan menghubungkan dan memasarkan hasil tangkapan nelayan lokal ke pasar domestik dan global.
Dengan jaringan nelayan yang tersebar di seluruh Indonesia, Aruna mengumpulkan komoditas perikanan dari berbagai daerah untuk memenuhi stok.
Utari menyoroti pentingnya pemahaman dan penerapan standar kualitas dan keamanan pangan yang tinggi sebagai persyaratan ekspor yang semakin ketat.
Hal ini menjadi tantangan bagi pelaku industri perikanan dalam meningkatkan daya saing dan akses ke pasar internasional.
Selain peningkatan ketersediaan ikan, Aruna juga mendorong diversifikasi produk perikanan. Strategi ini tidak hanya meningkatkan nilai tambah produk perikanan tetapi juga meningkatkan kesejahteraan nelayan.
Aruna mendukung lebih dari 40.000 nelayan binaan dan telah melakukan pelepasan kontainer produk perikanan hasil tangkapan nelayan binaan ke pasar domestik.
“Diversifikasi produk perikanan menjadi langkah penting untuk mencapai keberlanjutan dalam industri ini,” tambah Utari.
Dengan solusi-solusi inovatif seperti ini, diharapkan industri perikanan Indonesia dapat mengatasi tantangan yang dihadapinya dan tetap berkontribusi positif terhadap ekonomi dan lingkungan.
Sumber : Liputan6.com
Editor Topik Borneo
