BALIKPAPAN– Tahura Bukit Soeharto, yang terletak di Kalimantan Timur (Kaltim), telah menjadi sorotan sebagai salah satu destinasi menakutkan di daerah tersebut. Terletak berdekatan dengan ibu kota negara yang baru ditetapkan di Penajam Paser Utara (PPU)-Kutai Kartanegara (Kukar), taman hutan raya ini menyimpan cerita-cerita mistis yang menyeramkan.
1. Mitos Tahura Bukit Soeharto sebagai Pemakaman Romusa Era Jepang
Tahura Bukit Soeharto masih memancarkan keindahan alamnya, tetapi di balik itu, terdapat kisah mistis tentang tempat ini. Dahulu, Bukit Soeharto adalah tempat bagi para pekerja Romusa yang meninggal di bawah penjajahan Jepang. Konon, arwah mereka masih gentayangan di sana hingga saat ini. Beberapa orang yang hilang di kawasan ini sering sulit ditemukan, dan jika ditemukan, seringkali dalam keadaan tidak waras.
2. Penampakan Hantu Romusa
Bukit Soeharto merupakan saksi bisu kekejaman tentara Jepang terhadap pekerja Romusa. Hantu Romusa sering kali muncul sebagai rombongan pekerja yang membawa peti, lengkap dengan sosok tentara Jepang di belakang mereka. Kisah masyarakat setempat juga mencatat pengalaman melihat hantu Romusa, yang membuat mereka terpaku ketakutan.
3. Praktik Tambang Ilegal
Meskipun awalnya merupakan hutan primer, Tahura Bukit Soeharto kini telah menjadi sasaran praktik pertambangan batu bara ilegal. Meskipun pihak berwenang telah berupaya membendungnya, kerusakan lingkungan telah terjadi.
4. Tempat Pembuangan Mayat Korban Petrus
Bukit Soeharto juga menjadi tempat pembuangan mayat korban petrus pada masa Orde Baru. Kisah seram ini terus menghantui sebagian orang, seperti pengalaman seorang suami yang melihat makhluk mengerikan di area tersebut.
5. Jalan Tol Balikpapan-Samarinda dan Kerusakan Lingkungan
Wilayah Tahura Bukit Soeharto sebagian dilintasi oleh Jalan Tol Balikpapan-Samarinda, meskipun sebagian besar wilayahnya telah rusak akibat aktivitas pertambangan batu bara.
Demikianlah kisah mistis dan kelam di Tahura Bukit Soeharto, menjadi saksi bisu dari berbagai peristiwa tragis di masa lalu dan masa kini..
Editor Topik Borneo
