BALIKPAPAN – Oknum-oknum tertentu telah semakin gencar dalam menjebak calon investor melalui berbagai skema investasi yang merugikan dalam beberapa tahun terakhir. Fenomena ini semakin merajalela di masyarakat.
Antisipasi terhadap potensi inflasi menjelang Lebaran menjadi fokus Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) dengan rencana untuk mendeteksi dini tren harga pangan di pasar lokal.
Upaya ini diiringi dengan aktivasi Satuan Tugas Rencana Aksi Pangan dan Infrastruktur (RAFI) 2024 oleh Pertamina Patra Niaga untuk memastikan kelancaran distribusi BBM dan LPG.
Di sisi lain, dalam upaya menekan inflasi, Pemerintah Kota Balikpapan bersama Bank Indonesia (BI) dan Bankaltimtara menggelar pasar murah Ramadan, di mana daging sapi dijual dengan harga terjangkau.
Ferdinan Sihombing, Kepala Bursa Efek Kalimantan Timur (BEI Kaltim), mengungkapkan berbagai modus penipuan dalam investasi.
“Modus yang umum meliputi arisan, investasi bagi hasil dengan imbal hasil tinggi, dan investasi bodong yang menggunakan pola multilevel marketing,” jelas Ferdinan dalam konferensi pers bersama awak media pada Rabu (28/3/2024).
Menurut data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan BEI, masyarakat telah mengalami kerugian lebih dari Rp100 triliun akibat investasi bodong.
“Oleh karena itu, kami mengajak masyarakat untuk berhati-hati dalam berinvestasi,” imbuhnya.
BEI Kaltim mengintensifkan program pemasyarakatan pasar modal yang didukung oleh OJK serta enam perwakilan perusahaan sekuritas dan 20 Galeri Investasi BEI di Kalimantan Timur.
“Program ini bertujuan untuk meningkatkan literasi dan inklusi keuangan, terutama di sektor pasar modal, serta memberikan informasi mengenai investasi yang legal dan aman kepada masyarakat,” terangnya.
Ferdinan juga menyampaikan bahwa BEI atau dikenal sebagai IDX Kaltim telah melaksanakan berbagai kegiatan edukasi dan sosialisasi keuangan, terutama pasar modal, kepada berbagai kalangan masyarakat sejak awal tahun ini.
“Kami menyasar berbagai kalangan, mulai dari pelajar, mahasiswa, pegawai swasta, pengusaha, hingga pegawai negeri,” katanya.
Salah satu program edukasi yang menjadi andalan adalah Sekolah Pasar Modal yang bertujuan untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang keuangan dan kesiapan untuk berinvestasi di pasar modal, baik itu dalam saham, obligasi, maupun reksa dana.
“Hingga Februari 2024, kami telah mengadakan 168 kegiatan baik secara online maupun tatap muka, dengan total 221.501 warga Kaltim yang telah menjadi investor di Pasar Modal Indonesia,” ungkapnya.
Data menunjukkan adanya 5.962 investor baru selama tahun 2024, meningkat sebesar 3 persen dibandingkan periode sebelumnya. Total nilai transaksi saham investor asal Kaltim mencapai Rp2,26 triliun, dengan total nilai saham mencapai Rp25,2 triliun per Februari 2024.
Editor Topik Borneo