NUSANTARA – Seiring kabar akan pendirian kampus asing di Indonesia yang semakin berkembang, fokus kini tertuju pada rencana Stanford University untuk membuka perwakilannya di Ibu Kota Nusantara (IKN).
Meski bukan kampus pembelajaran tradisional, rencana ini telah memancing beragam respons dari masyarakat.
Menurut pengamat pendidikan, Doni Koesoema, regulasi yang ada memang memperbolehkan kampus asing untuk membuka cabang di Indonesia, namun dengan berbagai syarat yang ketat.
Salah satunya, kampus tersebut harus memiliki akreditasi tertinggi (A) di negara asalnya.
Namun, pertanyaan muncul terkait lokasi pendirian cabang kampus tersebut, yang seharusnya terkonsentrasi di kawasan khusus seperti Batam atau kawasan ekonomi khusus lainnya, bukan di wilayah Jakarta atau sekitarnya.
Doni menyoroti pentingnya membawa iklim akademik yang komprehensif, bukan sekadar membangun ruang kelas.
Perpustakaan, laboratorium, dan fasilitas lainnya yang setara dengan kampus pusat juga harus ada. Ini menjadi tantangan bagi kampus asing yang ingin beroperasi di Indonesia, termasuk di IKN.
Meskipun belum ada keterangan resmi dari Kemendikbudristek terkait rencana Stanford University, Menko Perekonomian, Airlangga Hartarto, telah membenarkan kehadiran Stanford University di IKN.
”Saat Presiden Jokowi ke Amerika, Stanford University juga akan masuk ke Indonesia, termasuk di Ibu Kota Nusantara. Dan, baru-baru ini dengan Central Queensland University (Australia),’’ ujarnya dalam sesi konferensi pers di Jakarta
Meski begitu, ada respons campuran dari masyarakat terkait rencana tersebut. Sebagian menyambutnya dengan positif, melihatnya sebagai peluang untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia.
Namun, sebagian lainnya menunjukkan kekhawatiran terkait implikasi dan dampaknya, termasuk potensi pengaruh terhadap biaya pendidikan dan aksesibilitas.
Rencana pembangunan kampus Stanford di IKN, tanpa diragukan lagi, menjadi sorotan utama dalam perdebatan mengenai pendidikan tinggi di Indonesia.
Dengan berbagai respons yang muncul, penting bagi pemerintah dan institusi terkait untuk mempertimbangkan dengan seksama dampak dan manfaat dari kedatangan kampus asing tersebut.
Editor Topik Borneo