TENGGARONG – Sebuah video yang memperlihatkan kemunculan seekor Beruang Madu di Desa Batuah, Kecamatan Loa Janan, Kabupaten Kutai Kartanegara, Provinsi Kalimantan Timur, beredar luas di group-group WhatsApp pada Rabu (5/6/2024) malam.
Beruang Madu tersebut terlihat berkeliaran di sekitar halaman sebuah Indomaret di wilayah tersebut. Video yang beredar memperlihatkan Beruang Madu itu mondar-mandir di area parkir pasar modern yang nampak sepi selama beberapa detik.
Menurut narasi dalam video, hewan tersebut sempat membuat panik sejumlah warga yang berada di sekitar lokasi. “Beruang Madu. Dia datang sebentar baru lari ke semak-semak atas,” demikian bunyi narasi yang dipastikan berasal dari karyawan Indomaret Batuah.
Konfirmasi dari Pihak Berwenang
Media berusaha mengonfirmasi kejadian tersebut kepada Balai Konservasi dan Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Timur. Melalui pesan singkat, Kepala BKSDA Kaltim, Matheas Ari Wibawanto, mengatakan bahwa pihaknya akan segera memeriksa kebenaran informasi tersebut. “Siap (kami cek kebenarannya),” ujar Matheas Ari Wibawanto pada Kamis (6/6/2024).
Beruang Madu: Satwa Dilindungi yang Terancam
Beruang Madu merupakan salah satu satwa liar yang dilindungi berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor: P.106/Menlhk/Setjen/Kum.1/6/2018. Beruang pemalu ini memiliki bulu hitam dengan sedikit corak cokelat dan merupakan jenis terkecil dari delapan jenis beruang di dunia. Di Indonesia, Beruang Madu dapat ditemui di wilayah Sumatera dan Kalimantan.
Desa Batuah sendiri diketahui dikelilingi oleh aktivitas pertambangan batu bara. Kemunculan Beruang Madu di pasar modern desa ini cukup menggegerkan warga setempat.
Reaksi dan Tindakan Lanjutan
Kepala Desa Batuah, Abdul Rasyid, memastikan bahwa Beruang Madu tersebut telah kembali ke hutan. “Sepertinya nyasar karena kami kan dekat Tahura. Baru kali ini muncul dan tidak ada merusak ataupun menyerang warga,” jelas Abdul Rasyid pada Kamis (6/6/2024).
Sementara itu, Matheas Ari Wibawanto dari BKSDA Kaltim mengatakan bahwa personel mereka telah turun ke lapangan untuk melakukan kajian terkait Beruang Madu dan identifikasi tata ruang wilayah Batuah. “Tim kami turun dulu melakukan kajian untuk menentukan langkah apa yang perlu kami ambil,” kata Ari Wibawanto.
Ia menjelaskan bahwa Beruang Madu, meskipun tergolong buas jika merasa terancam, masih cukup banyak ditemukan di hutan Indonesia, termasuk di Pulau Kalimantan. Beruang Madu merupakan hewan omnivora yang suka mencari tempat dengan persediaan makanan yang mudah diperoleh.
Imbauan untuk Masyarakat
Ari Wibawanto mengimbau masyarakat agar tidak memberikan makanan kepada Beruang Madu. “Jangan sekali-kali memberi makan Beruang Madu,” tegasnya. Tindakan tersebut dapat membuat Beruang Madu kembali ke permukiman warga dan mempersulit proses rehabilitasi.
“Kami juga mengingatkan agar tidak membuang sampah sembarangan. Karena Beruang Madu akan mengikuti jejak sumber makanan,” tambahnya. Konflik antara Beruang Madu dan masyarakat dapat dihindari dengan menjaga lingkungan tetap bersih dan tidak memberikan makanan kepada satwa liar tersebut.
Dengan demikian, masyarakat diharapkan tetap waspada dan menjaga jarak dari satwa liar seperti Beruang Madu untuk menghindari konflik dan memastikan keselamatan satwa serta warga sekitar.
Editor Topik Borneo