BALIKPAPAN – Di balik sejarah yang kaya, tanah yang kini menjadi Ibu Kota Nusantara (IKN) memiliki kisah heroik dari seorang panembahan bernama Aji Galeng, tokoh sentral yang mempertahankan wilayah Telake-Balik dari penjajah Inggris dan Belanda.
Sejarah Tanah Telake dan Balik di IKN
Tanah Telake merupakan hadiah dari Sultan Paser kepada Sultan Aji Muhammad Idris (Sultan Kutai ke-14) sebagai bagian dari pernikahannya dengan Andin Duyah, yang bergelar I Doya Aji Putri Agung Putri.
Sementara itu, Tanah Balik adalah hadiah pernikahan Sultan Salehuddin (Sultan Kutai ke-16) dengan Aji Ratu Jawiah.
Menurut Dr. Bambang Arwanto, penulis buku “Aji Galeng Dari Paser Utara Penjaga Negeri dan Peletak Peradaban,” Tanah Telake mencakup wilayah dari Muara Telake hingga Kepala Telake, mencakup sungai Telake dan Toyu hingga Kepala Toyu (Sepaku) serta sungai Pias.
Sedangkan Tanah Balik mencakup wilayah dari Tanjung Jumlai hingga Balikpapan dan Samboja, yang kini termasuk wilayah IKN.
Perlawanan Heroik Aji Galeng
Pada tahun 1820, Aji Galeng memimpin perlawanan terhadap pasukan Inggris yang berusaha menguasai gua sarang burung walet di Kepala Toyu (Sepaku). Pasukan Inggris dipukul mundur oleh Aji Galeng dan pasukannya hingga ke pantai Balik.
Keberhasilan ini menunjukkan kemampuan Aji Galeng dalam menjaga tanah perkawinan yang diminta oleh mertuanya, Sultan Paser, Sultan Ibrahim Alamsyah.
Tahun 1821, Aji Galeng diangkat menjadi panembahan di Tanah Telake-Balik. Namun perjuangannya tidak berakhir di situ.
Pada tahun 1825, ia kembali memimpin pasukannya dalam pertempuran melawan Belanda yang berusaha menguasai gua walet di Sepaku dan Toyu. Pertempuran berlangsung selama 93 hari dan berakhir dengan kemenangan pasukan Aji Galeng.
Seminar dan Lokakarya Aji Galeng
Buku “Aji Galeng Dari Paser Utara Penjaga Negeri dan Peletak Peradaban” sedang dalam proses penyelesaian. Pada 28 Februari 2024, diadakan forum diskusi di Yogyakarta dan pada 3 Agustus 2024, dilaksanakan Seminar dan Lokakarya (Semiloka) Aji Galeng di Universitas Balikpapan.
Acara ini melibatkan keluarga dan keturunan Aji Galeng, serta profesor dan pakar sejarah dari berbagai universitas.
Aji Galeng menjadi inspirasi bagi pembangunan IKN, dengan fokus pada partisipasi publik dan penyatuan suku-suku di sana.
Menurut Deputi Bidang Pengendalian Pembangunan Otorita IKN, Thomas Umbu Pati Tena Bolodadi, pembangunan IKN akan mengedepankan perpaduan budaya dan mempertahankan aset budaya yang signifikan.
Kesimpulan
Kisah heroik Aji Galeng merupakan bagian penting dari sejarah Kalimantan Timur, yang memberikan inspirasi bagi pembangunan IKN.
Buku ini diharapkan dapat menambah literatur sejarah dan kebudayaan Kalimantan Timur, memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang peran tokoh-tokoh sejarah di wilayah ini..
Editor Topik Borneo