spot_img

Kisah Legenda Danau Lipan Dan Asal Usulnya

SAMARINDA – Dahulu kala, di Kalimantan Timur terdapat kerajaan di daerah Kutai yang dipimpin oleh seorang putri bernama Aji Bedarah Putih. Nama tersebut diambil karena ia senang mengunyah sirih lalu menelan airnya.

Cerita ini juga mencatat tentang seorang putri yang terkenal dengan kecantikannya, bahkan sampai ke negeri China.

Suatu hari, seorang raja dari negeri China datang untuk melamar sang putri. Kedatangan raja tersebut disambut dengan baik seperti layaknya tamu kerajaan lainnya.

Sebagai bentuk penghormatan, sang putri menjamu raja dengan berbagai hidangan. Namun, sambil menikmati hidangan bersama, sang putri diam-diam memperhatikan cara makan tamu kehormatan tersebut.

Raja makan dengan lahap dan rakus, yang membuat sang putri merasa jijik dan tersinggung. Dia merasa cara makan raja telah menunjukkan kurangnya hormat terhadap dirinya.

Setelah makan bersama selesai, sang putri dengan tegas menyampaikan penolakan terhadap lamaran sang raja. Mendengar hal tersebut, sang raja bertanya mengapa dirinya ditolak.

Dengan lugas, sang putri menyatakan bahwa ia tidak menyukai cara makan raja yang seperti binatang. Setelah mengatakan hal tersebut, sang putri pergi dan meninggalkan raja yang marah. Raja dari China merasa tidak hanya ditolak dalam lamarannya, tetapi juga merasa dihina. Dengan perasaan marah dan kesal, ia kembali ke negaranya.

Berbulan-bulan telah berlalu, sang raja tiba-tiba kembali ke tanah Kutai dan mengunjungi kerajaan sang putri. Namun, kedatangan ini bukan untuk melamar kembali, melainkan untuk menyerang dengan membawa pasukan besar.

Pasukan raja China langsung menyerbu kerajaan Putri Aji Bedarah Putih, menimbulkan pertumpahan darah yang besar. Dalam keputusasaan menghadapi ancaman ini, Putri Aji Bedarah Putih merasa khawatir akan kehancuran istananya serta ancaman pembunuhan terhadap dirinya sendiri.

Melihat banyaknya korban di pihaknya, sang putri segera mencari sirih dan pinang, mengunyahnya sambil berdoa dalam hati, “Jika kesaktian nenek moyangku nyata, ubahlah sirih ini menjadi lipan-lipan ganas yang menyerang raja China dan pasukannya.”

Dengan tindakan cepat, sang putri menyemburkan sirih dan pinangnya ke bawah menara istana. Inilah awal mula munculnya legenda Danau Lipan dalam Cerita Rakyat Kalimantan Timur.

Kisah ini mengingatkan akan pentingnya keberanian dan keyakinan dalam menghadapi ancaman, serta penggunaan kebijaksanaan dalam situasi yang sulit.

Tiba-tiba, sirih-sirih tersebut berubah menjadi lipan ganas yang menyerang pasukan dari China.

Lipan-lipan tersebut menyerang dengan ganas, menggigir pasukan sampai mereka terpaksa mundur. Kekejaman lipan-lipan ini terus menghantui pasukan China, memaksa mereka mengalami kehancuran total. 

Bahkan, kapal-kapal mereka tenggelam ke dasar laut akibat serangan lipan ganas ini. Lokasi tenggelamnya kapal-kapal tersebut kemudian menjadi perairan dangkal yang kini dikenal sebagai Danau Lipan, sesuai dengan legenda Cerita Rakyat Kalimantan Timur.

Kisah ini memberi pelajaran bahwa menyampaikan ketidaksetujuan harus dilakukan dengan cara yang baik dan santun. Penggunaan kata-kata kasar dapat menyakiti hati orang lain dan berpotensi memutuskan hubungan yang baik.

Editor Topik Borneo

BERITA TERKINI

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

MEDIA SOSIAL

1,559FansSuka
1,157PengikutMengikuti
1,175PelangganBerlangganan
- Advertisment -spot_img

BERITA DAERAH

BERITA NASIONAL

BERITA INTERNASIONAL

Komentar