SAMARINDA – Kota Samarinda menghadapi ancaman serius dalam keberlangsungan program sosialnya. Penurunan drastis penghimpunan dana zakat, infak, dan sedekah yang dikelola Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) membuat berbagai inisiatif sosial seperti Samarinda Cerdas, Samarinda Sehat, dan Samarinda Berdaya terancam lumpuh.
Wakil Ketua Komisi IV DPRD Kota Samarinda, Sri Puji Astuti, dengan tegas menyuarakan keprihatinannya terhadap situasi ini. Dalam rapat program kerja di Kantor DPRD Kota Samarinda, Selasa (7/1/2025), ia mengungkapkan bahwa penurunan pemasukan zakat yang signifikan dalam beberapa tahun terakhir menjadi pukulan telak bagi upaya pemberantasan kemiskinan dan ketidaksetaraan sosial di kota ini.
“Dana zakat ini bukan sekadar angka dalam laporan keuangan, tetapi napas bagi masyarakat kurang mampu. Jika pemasukan zakat terus menurun, maka program-program sosial yang menopang kehidupan warga miskin akan terhenti,” tegasnya.
Sri Puji menyoroti bahwa banyak persoalan sosial di Samarinda yang masih menggurita, seperti kemiskinan, kebodohan, kenakalan remaja, dan penyalahgunaan narkoba. Namun, alokasi anggaran pemerintah kota dinilainya belum cukup maksimal untuk menangani problematika tersebut.
“Program pemerintah sebenarnya sangat baik, tapi anggarannya terbatas. Jika masyarakat kelas menengah bawah tidak terbantu dengan zakat, bagaimana mereka bisa bertahan?” ujarnya.
Ia juga menyoroti rendahnya kesadaran masyarakat dalam menunaikan zakat, yang menurutnya masih kalah dengan pengeluaran untuk kebutuhan konsumtif seperti pulsa dan rokok.
“Kita sering melihat masyarakat lebih mudah mengeluarkan uang untuk kebutuhan yang tidak esensial dibanding berzakat. Ini menunjukkan perlunya edukasi lebih masif agar kesadaran kolektif meningkat,” ungkapnya.
Sebagai langkah konkret, Sri Puji berjanji akan segera berkoordinasi dengan pimpinan DPRD dan pemerintah daerah untuk merumuskan solusi atas permasalahan ini. Ia menekankan pentingnya sinergi antara pemerintah, BAZNAS, dan seluruh elemen masyarakat untuk menghidupkan kembali semangat berbagi.
“Zakat bukan sekadar kewajiban agama, tetapi juga investasi sosial yang memberikan dampak panjang. Ini bukan sekadar tentang angka, tetapi tentang kemanusiaan,” pungkasnya dengan penuh harap.