SANGATTA – Puncak perayaan adat budaya Lom Plai di Desa Nehas Liah Bing, Kecamatan Muara Wahau, Kutai Timur pada Sabtu (20/4/2024) berlangsung meriah dan semarak.
Perayaan adat dan budaya Lom Plai Dayak Wehea ini dimulai sejak tanggal 15 Maret dan berakhir hari ini, merupakan tradisi tahunan yang diperingati oleh masyarakat adat Dayak Wehea setiap tahunnya.
Penentuan tanggal pelaksanaan perayaan Lom Plai dilakukan oleh ketua adat dan para tetua adat dengan cara mengamati posisi bulan di langit.
Acara ini juga merupakan bagian dari Karisma Event Nusantara (KEN) 2024 di bawah Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf).
Bupati Kutai Timur, Ardiansyah Sulaiman, menjelaskan bahwa kegiatan adat dan budaya seperti ini bertujuan untuk mempromosikan potensi wisata di daerah sehingga dapat meningkatkan sektor perekonomian, terutama bagi pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
“Sejumlah dua puluh hingga tiga puluh pelaku UMKM turut berpartisipasi dalam even ini,” ungkap Ardiansyah.
Harapannya, kegiatan ini dapat terus menghasilkan ide dan inovasi setiap tahunnya sehingga tetap memiliki keunikan dan mampu menarik minat wisatawan.
“Kami tetap ingin mengedepankan unsur kearifan lokal yang menjadi ciri khas daerah,” tambahnya.
Sebelumnya, Kepala Dinas Pariwisata Kutai Timur, Nurullah, menyatakan bahwa pihaknya akan meningkatkan promosi untuk menarik minat masyarakat.
“Kami menargetkan antara 10 ribu hingga 50 ribu pengunjung untuk menghadiri pesta adat dan budaya Lom Plai,” ujarnya.
“Yang terpenting adalah mematuhi aturan adat yang berlaku,” tambahnya.
Rangkaian kegiatan telah dipersiapkan menjelang acara puncak, termasuk penyambutan tamu di rumah-rumah warga, kirab budaya, lomba dayung perahu, serta pertunjukan kesenian tradisional Dayak Wahea seperti tarian kolosal, ritual Hudoq, tarian Hudoq, dan tarian tumbam bataq.
Editor Topik Borneo