JAKARTA – Kalimantan Timur dipilih sebagai lokasi Ibu Kota Negara (IKN) Indonesia yang sedang dalam tahap pembangunan, bukan hanya karena kekayaannya ekonomi sebagai salah satu dari tiga provinsi terkaya di Indonesia pada tahun 2024.
Keputusan ini juga mencerminkan strategi untuk meratakan pertumbuhan ekonomi nasional dan mengurangi ketimpangan antar wilayah.
Selain Kalimantan Timur, dua provinsi lain yang juga menduduki peringkat tinggi berdasarkan Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) per kapita sepanjang tahun 2023 adalah Kalimantan Utara dan DKI Jakarta.
- Kalimantan Utara: Terletak berdekatan dengan Kalimantan Timur, Kalimantan Utara menempati posisi kedua sebagai provinsi terkaya dengan PDRB per kapita mencapai 201,75 juta Rupiah. Keberhasilan ini tidak hanya ditopang oleh sektor pertambangan dan sumber daya alam, tetapi juga oleh upaya diversifikasi ekonomi yang semakin berkembang.
- Kalimantan Timur: Sebagai tempat pembangunan IKN, provinsi ini menempati peringkat kedua dalam daftar provinsi terkaya di Indonesia dengan PDRB per kapita sebesar 215,76 juta Rupiah. Potensi ekonominya didukung oleh sektor-sektor utama seperti pertambangan, energi, serta semakin beragamnya investasi dalam infrastruktur dan pariwisata.
- DKI Jakarta: Meskipun sedang berfungsi sebagai ibu kota negara, DKI Jakarta tetap mempertahankan dominasinya sebagai provinsi terkaya di Indonesia dengan PDRB mencapai 322,62 juta Rupiah per kapita. Ini menegaskan peran Jakarta sebagai pusat keuangan, perdagangan, dan industri yang tidak hanya mempengaruhi ekonomi nasional, tetapi juga memiliki dampak signifikan dalam konteks global.
Pemilihan Kalimantan Timur sebagai lokasi IKN tidak hanya berdasarkan keunggulan ekonomi, tetapi juga untuk mendorong pembangunan berkelanjutan dan inklusif di seluruh Indonesia.
Hal ini diharapkan dapat mempercepat pengembangan infrastruktur, layanan publik, serta meningkatkan kualitas hidup bagi masyarakat di wilayah-wilayah terpencil dan berkembang.
Dengan demikian, keputusan ini bukan hanya tentang alasan ekonomi semata, tetapi juga tentang visi jangka panjang untuk membangun negara yang lebih kuat, berdaya saing, dan inklusif di masa depan.
Editor Topik Borneo