spot_img

Mengupas Polemik Penjualan Buku Sekolah di Samarinda

SAMARINDA – Legislator Samarinda, Sri Puji Astuti, menyoroti kembali masalah penjualan buku di sekolah yang tetap terjadi meski sudah dilarang. 

Menurutnya, anggaran pemerintah untuk pengadaan buku sekolah tidak mencukupi, menyebabkan keluhan dari ibu-ibu mengenai harga buku yang tinggi di sekolah negeri. Harga buku di Samarinda bisa mencapai Rp600 ribu hingga Rp1,5 juta per siswa.

Meski sudah ada aturan dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 17 Tahun 2010 yang melarang penjualan buku pelajaran dan pungutan kepada siswa, praktik jual beli buku masih berlangsung. 

Praktik ini tidak selalu langsung terjadi antara orang tua dan sekolah, tetapi seringkali melalui jalur tidak langsung.

Dinas Pendidikan Kota Samarinda saat ini sedang menyelidiki praktik jual beli buku tersebut setelah menerima laporan dan bukti dari orang tua siswa. Selain itu, pemerintah kota juga mempersiapkan solusi jangka panjang untuk menghentikan praktik ini.

Ketua Komisi IV DPRD Kota Samarinda, Sri Puji Astuti, menjelaskan bahwa masalah ini berakar dari berbagai isu, termasuk perubahan kurikulum yang tidak merata dan ketidakcukupan anggaran. 

“Perubahan kurikulum yang sering terjadi menyebabkan pengadaan buku terlambat dari pusat,” ujarnya.

Dia menambahkan bahwa anggaran untuk buku sekolah dari dana BOS dibatasi hanya 15 persen, yang sering kali tidak mencukupi untuk kebutuhan semua siswa. 

Anggaran pendidikan yang alokasikan dari APBD Samarinda, sekitar Rp960 miliar, juga dianggap tidak memadai, terutama dengan berbagai kebutuhan pendidikan lainnya seperti tunjangan guru dan dana operasional pendidikan.

Puji juga menekankan pentingnya transparansi anggaran di sekolah, termasuk pengalokasian dana Bantuan Pendidikan seperti KIP dan PIP. “Transparansi dana harus ditingkatkan agar masyarakat tahu bagaimana dana tersebut digunakan,” katanya.

Dia juga mendorong kerjasama dengan pihak swasta melalui CSR sebagai solusi tambahan. Dengan berbagai langkah ini, diharapkan masalah penjualan buku di sekolah dapat diatasi dan anggaran pendidikan dapat dikelola dengan lebih baik. 

Editor Topik Borneo

BERITA TERKINI

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

MEDIA SOSIAL

1,559FansSuka
1,157PengikutMengikuti
1,175PelangganBerlangganan
- Advertisment -spot_img

BERITA DAERAH

BERITA NASIONAL

BERITA INTERNASIONAL

Komentar