MAHULU – Pasar Ramadan telah menjadi bagian tak terpisahkan dari tradisi bulan suci Ramadan. Di tengah-tengah Kecamatan Long Bagun, Kabupaten Mahulu, masyarakat dapat dengan mudah menemukan deretan tenda berwarna biru yang menarik perhatian, menandakan kedatangan bulan suci Ramadan.
Pasar Ramadan kali ini berlokasi di sekitar Masjid Baitul Muttaqin Ujoh Bilang, menawarkan suasana yang bersih dan asri, menciptakan rasa nyaman bagi para pelaku usaha serta pengunjung yang datang.
Menurut Camat Long Bagun, Sengiang, Pasar Ramadan di Kecamatan Long Bagun ini merupakan bentuk nyata dari toleransi beragama yang ada di Mahulu.
“Saat ini, Pasar Ramadan kami pusatkan di depan masjid sebagai simbol toleransi agama yang menjadi ciri khas Mahulu,” ujar Sengiang pada Selasa (12/3/2024).
Dia menegaskan bahwa meskipun mayoritas masyarakat di Mahulu adalah umat Kristen, namun tidak ada diskriminasi terhadap umat Muslim sebagai minoritas di daerah tersebut.
“Toleransi adalah arah yang kami tuju, di Mahulu tidak ada pihak yang merasa terpinggirkan meskipun mayoritasnya adalah umat Kristen, sedangkan umat Muslim merupakan minoritas,” tambahnya.
Pasar Ramadan ini bukan hanya tempat untuk berbelanja kebutuhan selama bulan puasa, tetapi juga menjadi wadah bagi masyarakat untuk mempererat tali silaturahmi dan meningkatkan pemahaman antaragama.
Sengiang menekankan bahwa di Mahulu, setiap individu memiliki kebebasan untuk menjalankan ritual keagamaannya tanpa ada tekanan dari pihak manapun.
“Masyarakat di Mahulu memiliki kebebasan penuh untuk menjalankan keyakinan dan aktivitas keagamaannya masing-masing,” ungkapnya.
Pasar Ramadan di Ujoh Bilang ini menjadi salah satu contoh nyata bagaimana toleransi dan kerukunan antarumat beragama dapat terwujud dalam sebuah komunitas. Dengan suasana yang damai dan harmonis, masyarakat Mahulu memasuki bulan suci Ramadan dengan penuh kedamaian dan keberkahan.
Editor Topik Borneo