JAKARTA – Sekretaris Jenderal PDIP, Hasto Kristiyanto, mengungkapkan kesiapan partainya untuk memasuki peran oposisi. Dalam pernyataannya, Hasto menyoroti manipulasi Daftar Pemilih Tetap (DPT) pada Pemilu 2024, yang menurutnya telah menimbulkan kesadaran akan perlindungan hak konstitusional warga negara.
PDIP siap untuk melawan kecurangan tersebut, baik melalui jalur politik di DPR maupun melalui gerakan sipil prodemokrasi.
“Hal ini bukan hanya masalah politik, tetapi juga masalah hak konstitusional warga negara. Kami akan menyampaikan apa yang terjadi kepada rakyat,” ujar Hasto Kristiyanto.
PDI-P menegaskan bahwa mereka akan memperjuangkan keadilan dan demokrasi melalui berbagai jalur, termasuk partai dan gerakan sipil. Analisis mendalam terhadap hasil quick count Pemilu 2024 juga akan dilakukan oleh partai.
Sementara itu, Wakil Ketua Umum Partai NasDem, Ahmad Ali, mengungkapkan bahwa partainya terbuka terhadap kemungkinan komunikasi dengan Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto, dan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri.
Ali menyatakan bahwa pertemuan antara Surya Paloh dengan Megawati juga Prabowo merupakan bagian dari konteks persahabatan yang sudah lama terjalin antara ketiganya.
“Pertemuan tersebut tidak perlu dianggap sebagai hal yang besar, karena mereka memiliki hubungan persahabatan yang telah terjalin sejak lama,” ujar Ahmad Ali.
Komunikasi antarpartai tersebut dianggap sebagai langkah wajar dalam upaya menjaga hubungan antara tokoh-tokoh politik utama di Indonesia.
NasDem menegaskan kesiapannya untuk berdialog dengan semua pihak guna menjaga stabilitas politik dan memperkuat demokrasi.
Dengan demikian, PDIP mempersiapkan diri untuk mengemban peran oposisi dengan strategi yang matang, sementara NasDem membuka pintu untuk berkomunikasi dengan pihak-pihak lain dalam upaya menjaga hubungan antarpartai yang harmonis.
Sumber : Bisnis.com
Editor Topik Borneo