BONTANG – Pemerintah Kota (Pemkot) Bontang tengah mengambil langkah cepat dalam menangani masalah banjir. Salah satu strategi yang diambil adalah dengan merencanakan pembebasan lahan seluas 40 hektare di Kanaan untuk pembangunan kolam depresi.
Proyek ini direncanakan akan menghabiskan anggaran sebesar Rp 2,3 miliar dan diharapkan dapat diselesaikan pada tahun 2024 mendatang.
Edi Suprapto, Kepala Bidang (Kabid) Sanitasi, Air Minum, dan Sumber Daya Air Dinas PUPRK Bontang, menjelaskan bahwa anggaran tersebut akan digunakan untuk proses pembebasan lahan yang terletak di sebelah Danau Kanaan, tepatnya di sepanjang Jalan Soekarno-Hatta.
“Proses pembebasan lahan ini akan mematuhi aturan yang ketat, termasuk mempertimbangkan penggunaan lahan yang sesuai, lokasi tanah, luas lahan, estimasi nilai tanah, waktu yang dibutuhkan untuk pengadaan tanah, rencana anggaran, dan preferensi bentuk ganti rugi,” terang Edi.
Pembangunan kolam depresi ini merupakan bagian dari upaya penanggulangan banjir di Bontang. Selain berfungsi sebagai tempat penampungan air hujan untuk mengurangi risiko banjir, kolam ini juga diharapkan dapat menjadi alternatif sumber air baku.
“Bontang saat ini mengalami kekurangan pasokan air bawah tanah. Kolam depresi ini diharapkan dapat menjadi solusi untuk menyediakan air bersih bagi penduduk,” tambah Edi.
Sebelumnya, Pemkot Bontang telah mengalokasikan anggaran sebesar Rp 218 juta untuk perencanaan program ini.
“Luas lahan yang dibebaskan akan sesuai dengan rencana awal,” tegas Edi.
Pembebasan lahan ini merupakan langkah awal yang penting dalam pembangunan kolam depresi. Setelah proses pembebasan selesai, Pemkot Bontang akan melanjutkan dengan tahap perencanaan dan pelaksanaan pembangunan fisik kolam tersebut.
Editor Topik Borneo