SAMARINDA – Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim), melalui Disperindagkop UKM Kaltim, kini membuka peluang ekspor bagi pelaku Ekspor dan Usaha Kecil Menengah (UKM) ke Negara Malaysia.
Langkah ini merupakan bagian dari upaya untuk meningkatkan ekspor komoditas non migas dan non batu bara, serta mengurangi ketergantungan terhadap sektor ekstraktif di Kaltim.
Kegiatan peluang pasar ekspor Malaysia dan peningkatan perdagangan yang digelar di Hotel Harris Samarinda pada Jumat (23/2/2024), menandai komitmen Pemerintah Provinsi Kaltim dalam mengubah orientasi ekonomi.
Salah satu fokus utamanya adalah meningkatkan ekspor komoditas non migas, terutama dari sektor perkebunan dan perikanan, serta produk turunan lainnya yang dihasilkan oleh UKM.
Kepala Disperindagkop dan UKM Kaltim, Heni Purwaningsih, menyatakan bahwa kegiatan ini merupakan bentuk dukungan multipihak untuk memperluas pasar dan meningkatkan ekspor non migas non batu bara.
“Ini kegiatan adalah bentuk dukungan multipihak dalam mewujudkan perluasan pasar dan peningkatan ekspor non migas non batubara dapat berjalan dengan lancar,” tuturnya.
Dengan meningkatnya ekspor komoditas lain, diharapkan ketergantungan Kaltim terhadap batu bara dapat berkurang secara bertahap.
Heni juga mengungkapkan bahwa saat ini, ekspor non migas Kaltim masih didominasi oleh komoditas batu bara, yang mencapai sekitar 74 hingga 76 persen dari total ekspor.
“Kami berkomitmen mempertahankan nilai ekspor dan secara bertahap mempersiapkan diri dari ketergantungan ekspor batu bara, yang diprediksi akan terus menurun cadangannya di masa depan,” tuturnya.
Namun, komoditas non batu bara dan non migas lainnya memiliki potensi besar untuk menarik minat pasar luar negeri, seperti karet, pupuk, kelapa sawit, dan lain sebagainya.
Kepala Bidang Perdagangan Disperindagkop dan UKM Kaltim, Ali Wardana, menambahkan bahwa sektor perikanan, kelautan, dan pertanian Kaltim memiliki hasil ekspor yang bernilai tinggi.
“Kalau di sektor pertanian dalam arti luas ada sarang burung walet,” ucapnya.
Di sektor perikanan, komoditas seperti udang black tiger, kepiting, dan ikan kerapu menjadi unggulan, sementara di sektor pertanian, lada malonan, pisang kepok gercek, teh daun gaharu, dan lainnya menunjukkan potensi untuk bersaing di pasar internasional.
Kegiatan ini diikuti oleh 45 pelaku ekspor dan beberapa UKM potensial di Kaltim, dengan harapan dapat meningkatkan ekspor dan memberikan peluang kepada pelaku UKM untuk memasuki pasar global.
Dengan langkah ini, diharapkan Kaltim dapat mengurangi ketergantungan terhadap sektor ekstraktif dan meningkatkan diversifikasi ekonomi untuk mencapai pertumbuhan yang berkelanjutan.
Sumber : Tribunkaltim.co
Editor Topik Borneo