PENAJAM – Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, menghadapi lonjakan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) yang mencemaskan warga setempat. Salah satu anggota DPRD Kabupaten Penajam Paser Utara, Budi Sarwoto, turut menyuarakan kekhawatiran terkait persoalan ini.
Menurutnya, salah satu faktor yang memicu meningkatnya kasus DBD adalah adanya genangan air dari proyek pembangunan infrastruktur Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara.
Budi Sarwoto, yang merupakan wakil dari Daerah Pemilihan (Dapil) II Sepaku, menegaskan bahwa genangan air dari area proyek berpotensi menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk Aedes aegypti, penyebab utama penyakit DBD. Budi menyatakan,
“Masih banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan, terutama menyangkut masalah genangan air. Hal ini meningkatkan risiko penyebaran penyakit DBD dan sudah seharusnya segera ditangani, karena kesehatan masyarakat adalah prioritas utama,” jelasnya.
Menurut Budi, pencegahan dini menjadi solusi penting yang harus dilakukan oleh pihak terkait untuk mengantisipasi dan mengatasi masalah genangan air. Ia mengusulkan agar tindakan konkret, seperti perbaikan drainase dan pengeringan area-area yang tergenang, bisa segera dilaksanakan demi mencegah terjadinya penularan DBD di Sepaku.
Mengingat pesatnya pembangunan di kawasan IKN, Budi berharap pemerintah daerah bersama instansi terkait mampu mengambil langkah-langkah preventif secara intensif.
Dalam menghadapi musim hujan, genangan air menjadi lebih sulit dihindari, terutama di area yang belum selesai pembangunan. Ini semakin meningkatkan risiko munculnya penyakit yang ditularkan melalui nyamuk.
Budi menyarankan agar sosialisasi mengenai pencegahan DBD juga diperkuat, terutama di lingkungan yang berpotensi tinggi mengalami genangan. Selain itu, pengelolaan limbah dan pengerjaan proyek yang lebih ramah lingkungan perlu menjadi prioritas agar tidak berdampak buruk bagi kesehatan masyarakat.
Selain penanganan teknis di lapangan, Budi mengimbau masyarakat untuk ikut aktif menjaga kebersihan lingkungan dan melakukan tindakan pencegahan mandiri, seperti menutup tempat penampungan air dan membersihkan lingkungan sekitar dari wadah-wadah yang dapat menampung air hujan.
Dengan begitu, diharapkan angka kasus DBD dapat ditekan meskipun di tengah pesatnya pembangunan di kawasan IKN.
“Kita semua harus bergerak bersama dalam menjaga kesehatan dan keamanan lingkungan. Kolaborasi antara pemerintah, kontraktor, dan masyarakat sangat penting untuk mengatasi ancaman penyakit seperti DBD ini,” tegas Budi. (ADV/DPRD PPU)