BALIKPAPAN – PT Pertamina Patra Niaga Kalimantan tengah menghadapi masalah pengetap yang membeli bahan bakar minyak (BBM) secara berulang di Balikpapan.
Sebagai upaya penanganan, mereka memutuskan untuk memberlakukan kebijakan baru di beberapa stasiun pengisian bahan bakar (SPBU).
Kali ini, giliran SPBU Km 9, yang terletak di Jalan Soekarno-Hatta, diberikan akses hanya untuk melayani pengisian pertalite untuk kendaraan roda empat. Langkah ini diharapkan dapat menjadi evaluasi bagi pengelola SPBU agar tidak berkompromi dengan praktek pengetap.
Meskipun demikian, kebijakan tersebut dianggap lebih ringan dibandingkan dengan keputusan sebelumnya terhadap SPBU Karang Anyar dan SPBU Gunung Malang yang diberi sanksi penghentian penjualan pertalite.
Arya Yusa Dwicandra, Area Manager Comm, Relations & CSR PT Pertamina Patra Niaga Kalimantan, menyatakan bahwa pihaknya tengah mencari solusi yang efektif terkait penjualan BBM bersubsidi jenis pertalite di Balikpapan.
Meskipun beberapa skema penjualan telah dicoba, namun pengetap masih terus bermunculan.
“Sementara kami pecah dulu pengisian BBM pertalite. Ada dua SPBU yang kami atur skemanya. Untuk SPBU Sepinggan, pengisian pertalite untuk roda dua, dan SPBU Km 9 untuk roda empat. Skema ini untuk menghindari antrean lebih panjang,” ungkap Arya.
Efektivitas kebijakan ini akan terus dipantau hingga tanggal 13 Maret. Apabila terbukti efektif, kebijakan ini dapat diterapkan secara berkelanjutan. Selain itu, setelah sanksi berakhir, pihaknya juga berencana untuk menerapkan QR Code untuk pengisian BBM pertalite khusus untuk kendaraan roda empat di empat SPBU.
Dalam konteks ini, anggota DPRD Balikpapan, Iwan Wahyudi, menyatakan keprihatinannya atas kesulitan masyarakat dalam mendapatkan pertalite secara normal di SPBU.
Ia berharap agar masalah ini dapat segera diselesaikan untuk kenyamanan dan kebutuhan masyarakat pengguna pertalite di Balikpapan.
Editor Topik Borneo
