IKN – Lapangan Usaha (LU) Konstruksi DI Kalimantan Timur (Kaltim) pada tahun 2023 menyumbang sebesar Rp 87,00 triliun, atau sekitar 10,31 persen terhadap total perekonomian Kaltim dan menempati peringkat penyumbang terbesar ketiga. Sementara itu, LU Pengadaan Listrik dan Gas pada tahun 2023 berkontribusi sebesar Rp503,42 miliar atau sekitar 0,06 persen.
Menurut Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kaltim, DR. Yusniar Juliana, S.Si, MIDEC, dalam laporan BPS tentang “Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Kalimantan Timur Menurut Lapangan Usaha 2019-2023” yang dipublikasikan dan sudah dapat diakses publik sejak awal Bulan April 2024, kontribusi LU Konstruksi mengalami peningkatan dari 8,98 persen di tahun 2019 menjadi 10,31 persen di 2023.
“Peningkatan kontribusi tersebut terjadi seiring dengan semakin banyak dan masifnya kegiatan proyek pembangunan di Kaltim, beberapa proyek besarnya seperti pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) di Penajam Paser Utara dan pengembangan proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) Pertamina di Balikpapan,” katanya.
Jika dilihat dari laju pertumbuhannya, selama lima tahun terakhir lapangan usaha ini memiliki tren yang cenderung meningkat. Pada tahun 2019, lapangan usaha ini tumbuh sebesar 6,39 persen, lalu mengalami kontraksi sebesar 0,87 persen di tahun 2020.
“Akan tetapi, lapangan usaha ini kembali tumbuh positif sebesar 3,94 persen di tahun 2021, lalu dimulainya pembangunan IKN di 2022 juga mendorong lapangan usaha ini tumbuh sebesar 7,77 persen pada tahun 2022 hingga tumbuh sebesar 15,82 persen pada tahun 2023,” kata Yusniar.
Secara keseluruhan, LU Pengadaan Listrik dan Gas pada tahun 2023 berkontribusi sebesar 503,42 miliar rupiah atau sekitar 0,06 persen terhadap perekonomian Kaltim. Lebih rinci, lapangan usaha ini terdiri dari Subkategori Ketenagalistrikan sebesar 96,33 persen atau 484,93 miliar dan Subkategori Pengadaan Gas dan Produksi Es sebesar 3,67 persen atau 18,49 miliar.
Yusniar mengatakan, pertumbuhan lapangan usaha ini sebesar 16,05 persen pada tahun 2023.
“Pertumbuhan ini didorong oleh peningkatan produksi dan distribusi listrik di kabupaten/kota se-Kalimantan Timur serta penyaluran saluran gas kota di beberapa wilayah,” paparnya.
Sementara kontribusi LU Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang dalam pembentukan perekonomian Kaltim tahun 2023 masih relatif kecil, yaitu sebesar 414,92 miliar rupiah atau sekitar 0,05 persen.
“Meskipun demikian, lapangan usaha ini mampu tumbuh sebesar 7,64 persen pada tahun 2023, mengalami percepatan dibandingkan tahun 2022 yang tumbuh sebesar 7,58 persen.”
Dijelaskan Yusniar, LU Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang mencakup kegiatan ekonomi pengumpulan, pengolahan, dan pendistribusian air melalui berbagai saluran pipa untuk kebutuhan rumah tangga dan industri.
“Termasuk juga kegiatan pengumpulan, penjernihan, dan pengolahan air dan sungai, danau, mata air, hujan, dll namun tidak termasuk pengoperasian peralatan irigasi untuk keperluan pertanian,” katanya.
Lapangan usaha ini mencakup kegiatan ekonomi pengumpulan, pengolahan, dan pendistribusian air melalui berbagai saluran pipa untuk kebutuhan rumah tangga dan industri.
Termasuk juga kegiatan pengumpulan, penjernihan, dan pengolahan air dan sungai, danau, mata air, hujan, dll namun tidak termasuk pengoperasian peralatan irigasi untuk keperluan pertanian.
Editor Topik Borneo