PASER – Kawasan pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kalimantan Timur (Kaltim) menyoroti kebutuhan akan material konstruksi, khususnya batu gunung, menurut penjelasan dari Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Kaltim.
Menurut Kepala Bidang Mineral dan Batu Bara Dinas ESDM Kaltim, Sukariamat, saat ini material batu gunung untuk konstruksi di IKN masih berasal dari Kabupaten Paser, sementara pasokan dari daerah lain, seperti Kabupaten Kutai Kartanegara, belum tersedia.
“Kami juga terus mendorong agar perusahaan Kaltim yang memiliki izin operasional galian C lebih banyak dikerjasamakan untuk kebutuhan material konstruksi IKN,” ujar Kepala Bidang Mineral dan Batu Bara (Minerba) Dinas ESDM Kaltim Sukariamat, di Samarinda, Kamis (21/3/2024).
PT Kuarindo Pratama Jaya menjadi salah satu perusahaan yang memasok material batu gunung untuk konstruksi IKN, dengan frekuensi distribusi 2-3 kali per bulan.
Namun, meskipun sebelumnya terdapat potensi material di Kabupaten Penajam Paser Utara, perusahaan-perusahaan di wilayah tersebut menghadapi kendala izin operasional karena masuk dalam wilayah pengembangan IKN.
Sukariamat menjelaskan bahwa perusahaan-perusahaan seperti PT Arsari Batu Karya di Penajam Paser Utara sebelumnya telah mengelola galian C untuk memasok material konstruksi IKN.
“Perusahaan ini sebelumnya telah melakukan operasi produksi, namun izinnya tidak dapat diperpanjang karena masuk dalam wilayah pengembangan IKN,” katanya pula.
Namun, izin operasionalnya tidak dapat diperpanjang karena keterbatasan wilayah yang termasuk dalam pengembangan IKN.
Meskipun pemerintah pusat telah mengeluarkan beberapa izin eksplorasi di wilayah Kecamatan Samboja, Kabupaten Kutai Kartanegara, belum dapat dipastikan apakah ini akan mencukupi untuk memenuhi kebutuhan material di IKN.
Sukariamat menekankan pentingnya memanfaatkan sumber daya lokal untuk pembangunan IKN, dengan mempertimbangkan kepentingan negara dan memanfaatkan sumber daya yang ada dengan bijak.
Dalam konteks ini, kerjasama antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan perusahaan-perusahaan lokal menjadi krusial untuk memastikan pasokan material konstruksi yang memadai bagi proyek pembangunan IKN.
“Kita harus mempertimbangkan kepentingan negara dan memanfaatkan sumber daya yang ada dengan bijak,” ujar Sukariamat
Editor Topik Borneo