TEHERAN – Berita tragis datang dari Iran, di mana Presiden Ebrahim Raisi bersama menteri luar negerinya dilaporkan meninggal dalam kecelakaan helikopter pada hari Minggu.
Informasi tersebut disampaikan oleh seorang pejabat pemerintah setempat pada hari Senin setelah puing-puing kecelakaan ditemukan di provinsi Azerbaijan Timur.
“Presiden Raisi, bersama menteri luar negeri dan semua penumpang helikopter, tewas dalam kecelakaan tersebut,” kata pejabat senior Iran kepada Reuters. CNN melaporkan bahwa helikopter tersebut membawa sembilan orang pada saat kecelakaan terjadi.
Media Iran, Mehr News, telah mengonfirmasi kematian Presiden Raisi dan rombongannya.
“Semua penumpang helikopter yang membawa presiden dan menteri luar negeri Iran telah menjadi martir,” demikian tulis media tersebut.
Sebelumnya, seorang pejabat Iran mengatakan kepada Reuters bahwa helikopter yang membawa Raisi dan Menteri Luar Negeri Hossein Amirabdollahian terbakar habis dalam kecelakaan tersebut.
Televisi pemerintah melaporkan bahwa pesawat itu menabrak puncak gunung, meskipun belum ada penyebab resmi yang diumumkan.
Menurut IRNA, Presiden Raisi menggunakan helikopter Bell 212 buatan Amerika Serikat. Namun, sejumlah pihak mulai meragukan kecelakaan tersebut.
Surat kabar online, Sri Lanka Guardian, melaporkan bahwa akun media sosial dari kelompok tentara bayaran Rusia, Wagner Group, menduga kecelakaan tersebut merupakan sabotase Israel.
Akun tersebut menyoroti sikap pro-Israel Azerbaijan, menambah ketegangan geopolitik dalam insiden tersebut.
Pernyataan akun kelompok tersebut menambahkan bahwa jika kematian Raisi terbukti sebagai hasil sabotase, itu akan dianggap sebagai tindakan oleh badan intelijen Israel.
Sebelumnya, lembaga penyiaran Israel, mengutip sumber-sumber Barat yang tidak disebutkan namanya, telah melaporkan bahwa Raisi tidak selamat. Jurnalis Arash Azizi untuk The Atlantic melaporkan kematian Raisi dengan mengutip sumber yang dekat dengan kepresidenan Iran.
Jika kematian Raisi dikonfirmasi oleh pemerintah Iran, Wakil Presiden Pertama Mohammad Mokhber akan mengambil alih jabatan tersebut sesuai Konstitusi Iran.
Saat ini, bahkan media Iran tidak dapat menjelaskan mengapa helikopter yang membawa Presiden Iran harus melakukan pendaratan darurat di tengah kondisi cuaca buruk.
Kecurigaan adanya sabotase teroris telah mencuat, dan beberapa mengaitkannya dengan kasus sebelumnya yang sensasional.
Editor Topik Borneo