PPU – Pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara di Kecamatan Sepaku, Penajam Paser Utara (PPU) telah menimbulkan dampak yang signifikan bagi habitat satwa liar di sekitarnya.
Menurut riset yang dilakukan oleh Lembaga Sosial Masyarakat (LSM) Sentra Program Pemberdayaan dan Kemitraan Lingkungan (Stabil) Balikpapan sejak tahun 1997, berbagai jenis satwa liar dilindungi telah ditemukan di kawasan IKN, termasuk banteng, beruang madu, macan dahan, rusa sambar, rusa muncak, pelanduk, bahkan orangutan.
Jufriansyah, Direktur Stabil Balikpapan, mengungkapkan bahwa pembangunan IKN memiliki potensi yang besar untuk mengancam habitat dan populasi satwa liar tersebut.
Oleh karena itu, pihak Otorita IKN diharapkan segera mengambil langkah-langkah untuk merencanakan program relokasi satwa-satwa liar tersebut ke tempat yang lebih aman.
“Pembukaan lahan dan pembangunan infrastruktur dapat menyebabkan hilangnya habitat dan fragmentasi, yang berpotensi mengganggu pergerakan dan reproduksi satwa liar di kawasan IKN,” ujar Jufriansyah pada Minggu (31/3).
Saat ini, Otorita IKN sedang mengkaji kemungkinan merelokasi satwa lain, seperti beruk, ke tempat yang lebih sesuai di dalam kawasan IKN.
Namun, hingga saat ini, belum ada rencana pasti mengenai lokasi baru bagi kelangsungan hidup beruk-beruk yang sering terlihat berkeliaran di jalan raya dekat Sepaku.
Jufriansyah menegaskan bahwa Stabil Balikpapan telah lama mengadvokasi perlindungan bagi satwa liar yang dilindungi, bahkan sebelum Sepaku dijadikan sebagai lokasi pembangunan IKN.
Salah satu solusi yang diusulkan adalah merelokasi satwa liar ke habitat yang lebih aman dan luas di kawasan lain IKN.
“Relokasi harus dilakukan dengan hati-hati dan sesuai dengan prosedur yang tepat untuk memastikan keamanan satwa liar. Mengingat jumlahnya yang cukup banyak, hal ini menjadi sangat penting,” tambah Jufriansyah.
Editor Topik Borneo