JAKARTA – Kesehatan mental sering menjadi tantangan kompleks bagi remaja, terutama generasi Z, yang dikenal kreatif dan inovatif namun rentan terhadap stres dan emosi tinggi. Memahami potensi diri dan mengelola tekanan hidup secara efektif adalah kunci untuk menjaga kesehatan mental.
Menurut teori psikologi, gangguan kesehatan mental seperti kecemasan, gangguan mood, skizofrenia, psikosis, gangguan makan, dan OCD semakin umum di kalangan remaja.
Faktor-faktor seperti lingkungan yang tidak mendukung, pengaruh negatif media sosial, kesulitan menemukan identitas diri, stres, trauma, dan kehilangan orang terdekat dapat merusak kesehatan mental seseorang.
Pengelolaan kesehatan mental dan stres memerlukan kontrol diri, tetapi juga memerlukan dukungan dari lingkungan dan orang-orang di sekitarnya.
Pencegahan gangguan mental dapat dilakukan dengan berbagai aktivitas fisik seperti olahraga dan meditasi, serta melakukan aktivitas yang disukai untuk mengurangi stres.
Dalam era digital saat ini, penggunaan gadget yang berlebihan juga dapat berkontribusi terhadap gangguan mental remaja, seperti FOMO yang dapat meningkatkan kecemasan sosial. Penting bagi remaja untuk membatasi penggunaan media sosial dan menjaga keseimbangan dalam kehidupan digital mereka.
Dengan menerapkan pola hidup sehat seperti olahraga teratur, manajemen stres, tidur cukup, dan membatasi media sosial, serta mendapatkan dukungan dari orang terpercaya, dapat membantu mengurangi risiko gangguan kesehatan mental.
Editor Topik Borneo