SAMARINDA – Walikota Samarinda, Andi Harun, menjelaskan alasan belum adanya kesepakatan antara pemerintah kota dan pemilik ruko terkait revitalisasi Pasar Pagi Samarinda.
Rencana uji coba rekayasa lalu-lintas di Jalan Mas Tumenggung Pasar Pagi, yang merupakan bagian dari revitalisasi, ditolak oleh warga setempat, memicu ketidaksetujuan.
Andi Harun mengungkapkan bahwa hingga kini belum ada kesepakatan karena kebijakan tersebut mungkin kurang tersosialisasi dengan baik kepada masyarakat, sehingga menimbulkan penolakan.
“Dan kita akan terus melanjutkan komunikasi,” kata Andi Harun, menegaskan komitmen untuk mencapai kesepakatan.
Sebelumnya, Pemerintah Kota Samarinda telah menawarkan dua opsi kepada pemilik ruko dengan sertifikat hak milik (SHM), yakni opsi tukar guling dan pembebasan sesuai dengan hitungan appraisal.
Meskipun demikian, hingga saat ini, belum ada kesepakatan antara Pemerintah Kota dan pemilik ruko.
Walikota Andi Harun berharap agar setelah sosialisasi yang lebih baik, masyarakat dapat memahami rencana revitalisasi tersebut.
“Ya mudah-mudahan ke depan setelah tersosialisasi dengan baik masyarakat bisa memahami, tambahnya.
Dia optimis bahwa proses revitalisasi Pasar Pagi akan selesai pada November mendatang, dengan harapan dapat memberikan wajah baru yang lebih modern dan mendongkrak perekonomian Samarinda.
Di samping penjelasan itu, Andi Harun menginformasikan bahwa rencana revitalisasi Pasar Pagi sudah terdaftar di Sistem Informasi Rencana Umum Pengaduan (SIRUP) dan telah memasuki tahap lelang.
Pembangunan fisik Pasar Pagi telah dimulai, dan Pemerintah Kota menargetkan agar proses ini berjalan paling lambat hingga bulan Februari.
Dengan demikian, Walikota Samarinda menegaskan komitmen untuk melanjutkan revitalisasi Pasar Pagi meskipun masih dihadapkan pada kendala kesepakatan dengan pemilik ruko.
Harapannya adalah agar proyek ini dapat memberikan dampak positif bagi perkembangan ekonomi di Samarinda.
Sumber : Tribunkaltim.co
Editor Topik Borneo
