spot_img

Ricuh Tembakan Gas Air Mata, Aksi May Day di Balikpapan Heboh

BALIKPAPAN – Pada momen Hari Buruh (May Day) kemarin (1/5), terjadi aksi demonstrasi yang melibatkan puluhan mahasiswa. Mereka melakukan demonstrasi di depan Gedung DPRD Balikpapan.

Aksi tersebut berujung pada kerusuhan antara para demonstran dengan aparat kepolisian yang berjaga. Beberapa mahasiswa mengklaim bahwa mereka mengalami pemukulan dan ditembak dengan gas air mata oleh aparat. Akibatnya, beberapa mahasiswa harus dilarikan ke Kantor Palang Merah Indonesia (PMI) Balikpapan untuk mendapat pertolongan.

Koordinator Lapangan (Korlap) demonstrasi, Ulil Amri, mengatakan bahwa sejumlah mahasiswa mengalami luka fisik dan kesulitan bernafas akibat pemukulan, tendangan, dan tembakan gas air mata dari oknum aparat.

“Kejadian tersebut begitu tiba-tiba dan tidak terduga. Saat kami sedang melakukan orasi untuk menyampaikan tuntutan terkait Hari Buruh, serta membakar ban bekas, tiba-tiba seorang petugas menendang salah seorang rekan kami hingga terluka,” katanya.

Tindakan tersebut memicu emosi massa yang kemudian mengekspresikan kekecewaannya. “Kami protes dengan keras, namun justru beberapa rekan kami kembali mengalami pemukulan dan ditembak dengan gas air mata,” ungkapnya.

Akibat tindakan represif tersebut, mahasiswa memutuskan untuk membubarkan diri dan memastikan bahwa mereka yang terluka mendapatkan perawatan di kantor PMI. Ulil sangat menyayangkan tindakan represif yang dilakukan oleh aparat kepolisian.

Dia menjelaskan bahwa mahasiswa hanya ingin menyampaikan aspirasi terkait 5 tuntutan yang harus ditandatangani oleh pemerintah. “Kami tidak berhenti sampai di sini. Kami akan melakukan konsolidasi dengan mahasiswa lainnya untuk gerakan selanjutnya agar tuntutan kami diterima dan direalisasikan oleh Pemerintah Kota Balikpapan dan DPRD Balikpapan,” katanya.

Adapun tuntutan mereka antara lain: pertama, penuhi hak upah para pekerja; kedua, tindak tegas perusahaan yang tidak terdaftar di Disnaker; ketiga, tegakkan Perda Nomor 5 Tahun 2023; keempat, revisi segera PP No 51 Tahun 2023 tentang Pengupahan; dan kelima, mendesak pemerintah kota untuk segera menyelenggarakan sertifikasi keterampilan bagi SLTA/sederajat.

“Kami berharap pemerintah segera mengambil tindakan terkait dengan 5 tuntutan ini. Karena masih banyak buruh yang bekerja dalam kondisi yang tidak layak,” pungkasnya.

Terpisah, Kasi Humas Polresta Balikpapan, Ipda Sagidun, mengatakan bahwa situasi mulai memanas ketika mahasiswa berusaha masuk ke halaman DPRD Balikpapan dengan menggoyangkan pagar, dan memohon kepada petugas untuk membukanya.

“Akhirnya, petugas kami membuka satu pintu akses masuk,” katanya.

Namun, menurut Sagidun, para mahasiswa meminta agar semua pintu pagar dibuka. Kemudian, beberapa mahasiswa membakar ban dekat tiang bendera sambil melanjutkan orasi. “Petugas kami mencoba bernegosiasi, namun mahasiswa meminta untuk menjauh,” ujarnya.

Akhirnya, terjadi dorongan-dorongan antara mahasiswa dan aparat. Petugas mencoba memadamkan api menggunakan alat pemadam ringan (APAR), dan situasi semakin memanas hingga ada mahasiswa yang terjatuh.

“Memang ada beberapa mahasiswa yang dibawa menggunakan ambulans ke kantor PMI karena terkena serbuk APAR. Kami tidak menggunakan gas air mata. Namun, kami memastikan tidak ada korban, dan berkat kerja sama yang baik dengan mahasiswa, mereka melanjutkan orasi dan menyampaikan petisi,” tutup Sagidun.

Sebelumnya, Kapolresta Balikpapan, Kombes Pol Anton Firmanto, menyiagakan ratusan personelnya untuk mengamankan peringatan Hari Buruh Internasional pada tanggal 1 Mei. 

Personel dari semua satuan dipersiapkan untuk memastikan penyampaian pendapat di tempat umum berlangsung kondusif, aman, dan lancar. Seluruh personel juga dilarang membawa senjata api (Senpi).

Apel kesiapan tersebut diadakan di markas Polresta Balikpapan. “Penggunaan Senpi dilarang, dan wajib dititipkan sementara ke provos,” kata Anton.

Para perwira pengendali diinstruksikan untuk memahami situasi dengan baik baik di lapangan, baik dari segi personel maupun massa yang melakukan unjuk rasa. Lokasi pengamanan berada di halaman Kantor Pemerintah Kota dan DPRD Balikpapan.

Anton memerintahkan agar kegiatan tetap kondusif sesuai dengan situasi, dengan mengutamakan keselamatan, keamanan, dan kenyamanan bersama. 

“Kita menggunakan fasilitas umum, dan masih ada warga lain yang menggunakan fasilitas tersebut,” jelasnya. Total, pengamanan tersebut melibatkan 618 personel, termasuk Satpol PP, BPBD, dan petugas kesehatan.

Editor Topik Borneo

BERITA TERKINI

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

MEDIA SOSIAL

1,559FansSuka
1,157PengikutMengikuti
1,175PelangganBerlangganan
- Advertisment -spot_img

BERITA DAERAH

BERITA NASIONAL

BERITA INTERNASIONAL

Komentar