WASHINGTON – Rusia sedang dalam upaya mengembangkan senjata nuklir luar angkasa yang berpotensi menghancurkan satelit dengan menciptakan gelombang energi yang sangat besar ketika diledakkan.
Informasi ini didapat dari laporan CNN yang mengutip sumber terkait. Presiden Joe Biden juga telah mengkonfirmasi adanya kemampuan anti satelit nuklir baru yang sedang dikembangkan oleh Rusia.
Senjata yang sedang dikembangkan ini dapat menyebabkan gangguan ekstrem terhadap kehidupan sehari-hari, karena dapat melumpuhkan sebagian besar satelit komersial dan pemerintah yang menjadi tulang punggung komunikasi dunia melalui ponsel dan internet.
Dikenal sebagai EMP nuklir, senjata ini akan menciptakan gelombang energi elektromagnetik dan partikel bermuatan tinggi yang mengganggu satelit yang mengorbit Bumi. Departemen Pertahanan AS dan komunitas intelijen telah lama melacak upaya Rusia dalam mengembangkan berbagai senjata anti-satelit, termasuk EMP.
Juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS, John Kirby, menyatakan bahwa upaya Rusia dalam mencapai kemampuan semacam ini sudah diketahui selama beberapa bulan atau bahkan bertahun-tahun.
“Pengetahuan umum kami tentang upaya Rusia untuk mencapai kemampuan semacam ini sudah ada sejak berbulan-bulan, bahkan beberapa tahun yang lalu,” kata juru bicara Dewan Keamanan Nasional John Kirby.
“Tetapi baru dalam beberapa minggu terakhir komunitas intelijen dapat menilai dengan lebih percaya diri bagaimana Rusia terus melakukan upaya tersebut,” tambah dia.
Meskipun belum jelas apakah perangkat yang dirancang dapat berdampak pada GPS dan satelit komando dan kontrol nuklir, yang beroperasi di orbit lebih tinggi daripada konstelasi satelit komersial dan pemerintah di orbit rendah Bumi, senjata ini berpotensi menghancurkan konstelasi besar satelit kecil, seperti Starlink milik SpaceX.
Para ahli memperingatkan bahwa senjata ini dapat menjadi ancaman serius bagi infrastruktur satelit global, termasuk satelit-satelit komunikasi dan navigasi yang vital bagi berbagai aspek kehidupan modern.
Selain itu, senjata ini juga akan menimbulkan kerusakan yang sama terhadap satelit Rusia mana pun yang berada di wilayah tersebut.
Sumber : Detik.com
Editor Topik Borneo