JAKARTA – Coach Fahri merupakan sosok pelatih Indonesia yang sering mengkritik Shin Tae-yong. Coach Fahri sering menyatakan bahwa Shin Tae-yong tidak memiliki konsep permainan yang jelas.
Namun, tak disangka, Coach Fahri sebenarnya pernah tidak meloloskan Ernando Ari untuk menjadi bagian dari Timnas Indonesia. Yang paling buruk, ketidaklolosan Ernando Ari dikarenakan adanya pemain titipan. Ernando Ari adalah kiper utama Shin Tae-yong di Timnas Indonesia senior.
Meskipun masih muda, ia telah mengalahkan Nadeo Argawinata dan Muhammad Riyandi. Ernando Ari dipercaya Shin Tae-yong mengawal gawang Timnas Indonesia sejak Piala Asia Qatar. Dia juga menjadi kiper utama Timnas Indonesia di Piala Asia U-23 dan Kualifikasi Piala Dunia 2026.
Ernando Ari telah beberapa kali menyelamatkan gawang Timnas Indonesia di saat-saat krusial. Dia menjadi pahlawan Timnas Indonesia U-23 dengan menepis tendangan pinalti pemain Australia. Dia juga menjadi pahlawan Timnas Indonesia U-23 saat skor akhir asuhan Shin Tae-yong menang di babak adu pinalti melawan Timnas Korea Selatan.
Ini membuktikan bahwa Ernando Ari adalah sosok yang sangat hebat dan menjadi pemain kunci Timnas Indonesia di era ini.
Namun, karir Ernando Ari di Timnas Indonesia tidak semulus yang diharapkan. Pemain Persebaya Surabaya tersebut pernah tidak lolos seleksi di Timnas U-16 asuhan Coach Fahri.
Coach Fahri tidak memilih Ernando Ari saat melakukan seleksi Timnas Indonesia U-16. Dia justru memilih sosok kiper titipan untuk memperkuat Timnas yang dipimpinnya. Hal ini terungkap saat Ernando Ari menjadi bintang tamu di Podcast olahraga, Sport77.
Dalam kesempatan itu, Ernando Ari menceritakan pengalamannya saat pertama kali melakukan seleksi Timnas Indonesia. Pelatih pertama yang menyeleksinya adalah Coach Fahri, yang selalu keras dalam mengkritik Shin Tae-yong.
“Aku seleksi untuk Timnas U-16 dan Timnas pelajar. Yang menyeleksi Coach Fahri,” ujar Ernando Ari. Saat seleksi Timnas itu, Ernando Ari merasa bermain sangat baik. Dia bahkan berhasil menepis tendangan pinalti Bagas dan Bagus.
Karena penampilannya yang gemilang, penonton yakin bahwa dia akan lolos seleksi. “Waktu itu, aku rasa aku udah main sangat bagus. Aku gak kemasukan, berhasil nepis tendangan Bagus dan Bagas juga,” tambahnya.
Namun, meskipun begitu, Ernando Ari tetap tidak lolos seleksi dari Coach Fahri. Bersama Supriadi, dia harus menerima kekalahan karena kalah dari pemain yang diperlakukan istimewa.
“Pas pengumuman, aku gak lolos. Sama Supriadi juga. Kita kalah sama orang dalam,” tambah kiper Persebaya Surabaya tersebut.
Keyakinan Ernando Ari bahwa dia kalah dari orang dalam muncul saat sebelum pengumuman, dia bertemu dengan orang tua yang sombong bahwa anaknya akan lolos dan suatu saat akan bermain di luar negeri. “Jadi ada orang. Dia bilang, e anak saya akan berkarir di luar negeri.
Di depan saya dia bilang gitu bang,” ucapnya. Praktik pemain yang diperlakukan istimewa, baik untuk bermain di klub maupun di Timnas, sudah menjadi rahasia umum di sepakbola Indonesia.
Banyak pihak, baik dari pemain, pengamat sepakbola, wartawan sepakbola bahkan pelatih yang menyampaikan tentang praktek tersebut.
Editor Topik Borneo