BALIKPAPAN – Menjelang peringatan Hari Kemerdekaan ke-79 Republik Indonesia di Ibu Kota Nusantara (IKN), banyak tamu hotel yang membatalkan pesanan mereka.
Pembatalan ini diduga disebabkan oleh perubahan jadwal perayaan yang membagi kegiatan ke dua lokasi berbeda.
General Manager Jatra Hotel and Resort Balikpapan, Eko Purwanto, mengungkapkan bahwa beberapa hari menjelang peringatan, sejumlah tamu mendadak membatalkan pesanan mereka.
Eko menyebutkan bahwa pembatalan ini bisa jadi akibat kebijakan pemerintah yang mengharuskan tamu untuk menempati bangunan di IKN.
“Banyak pembatalan mendadak karena ada kebijakan baru. Kegiatan perayaan yang harus difokuskan di IKN memaksa tamu untuk mulai menempati rumah-rumah dinas di sana,” kata Eko Purwanto, Jumat (9/8/2024).
Pembatalan pesanan ini menyebabkan okupansi hotel yang sebelumnya hampir penuh menurun. Meski tidak berdampak drastis, Eko mengakui bahwa situasi ini cukup merugikan. Ia terpaksa memberitahukan tamu lain bahwa hotelnya sudah full booking, meski banyak yang batal.
Eko mendukung agenda pemerintah di Kaltim dan IKN karena meningkatkan kunjungan ke hotelnya. Namun, ia mengusulkan adanya regulasi baru terkait booking hotel untuk menghindari kerugian bagi pemilik hotel, terutama terkait pembatalan pesanan.
“Kami minta agar ada garansi untuk bookingan kamar, sehingga kami tidak mengalami kerugian akibat pembatalan mendadak,” imbuhnya.
Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Balikpapan, Sugianto, melaporkan bahwa okupansi hotel di Balikpapan, terutama pada tanggal 15-18 Agustus, telah mencapai 80 persen.
“Awalnya, okupansi hampir 100%, namun beberapa pembatalan dari instansi membuat sebagian hotel belum penuh,” kata Sugianto.
Menurutnya, 80 persen dari kamar yang terbooking adalah hotel bintang 3, 4, dan 5. Sugianto menyebutkan bahwa harga kamar tidak mengalami kenaikan signifikan, hanya penyesuaian antara 10% hingga 15% dari harga awal.
“Saat ini, dari total 4.000 kamar bintang 3, 4, dan 5 di Balikpapan, sekitar 80% sudah terisi, menyisakan 20% lagi,” pungkasnya.
Editor Topik Borneo