Topik Borneo – Baru-baru ini, foto dan video Tugu Titik Nol Ibu Kota Nusantara (IKN) yang beredar di media sosial menjadi sorotan publik.
Dalam tugu tersebut terlihat tulisan Lorem Ipsum di salah satu sisinya. Tulisan itu dikenal luas sebagai teks sementara dalam dunia desain grafis.
Hal ini pun memicu berbagai reaksi dari warganet, mulai dari keheranan hingga sindiran tajam soal ketelitian proyek strategis nasional tersebut.
Tugu yang seharusnya jadi simbol dari dimulainya pembangunan IKN, namun justru menampilkan inskripsi teks dummy yang tak memiliki makna.
Banyak pihak mempertanyakan bagaimana tulisan tersebut bisa terpampang di struktur yang seharusnya merepresentasikan visi dan semangat IKN.
Menanggapi polemik yang menjadi perbincangan hangat di medsos, Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) akhirnya buka suara memberikan klarifikasi resmi.
“Kalimat tersebut hanya digunakan sebagai pengisi sementara dalam proses desain,” kata Plt. Deputi Bidang Sarana dan Prasarana OIKN, Danis Hidayat Sumadilaga.
Menurutnya, tulisan “Lorem Ipsum Dolor Amet, Consectetuer Idipiscing Elit” itu tidak ada makna khusus yang terkait dengan IKN.
Sekedar informasi, Lorem Ipsum adalah teks contoh atau teks palsu yang sering digunakan oleh para desainer grafis dan penerbit sebagai placeholder.
Teks itu hanya dipakai untuk mengisi ruang sementara ketika desain belum berisi konten sebenarnya.
Lebih lanjut, Danis menegaskan bahwa teks tersebut sudah lumrah sebagai alat bantu visualisasi sebelum konten final dipasang.
“Hal ini bagian dari tahapan pengerjaan teknis di lapangan. Kami memahami kehebohan yang terjadi, tapi masyarakat tak perlu khawatir karena tulisan tersebut akan diganti sesuai desain resmi,” jelasnya.
Insiden ini berawal dari unggahan akun X (dulu Twitter) @jeJAKAki yang mempublikasikan foto tugu dengan tulisan tersebut.
Tal perlu waktu lama, foto itu menyebar luas dan memicu reaksi warganet yang menganggap kejadian ini sebagai bentuk kelalaian dalam pengecekan akhir.
Diketahui, Lorem Ipsum merupakan teks tiruan yang sudah digunakan sejak abad ke-16 untuk menunjukkan tata letak desain sebelum konten aktual tersedia.
Meski tampak seperti bahasa Latin, sebagian besar dari tulisan tersebut tidak memiliki makna khusus karena telah diacak sedemikian rupa.
Kejadian ini menjadi pengingat pentingnya kontrol kualitas, terutama pada proyek publik berskala besar seperti IKN yang menjadi perhatian nasional.
Publik berharap agar kejadian serupa tak terulang, dan proyek-proyek simbolis lainnya lebih teliti dalam proses perencanaan hingga eksekusi akhir.