TANJUNG REDEB – Pulau Kakaban, destinasi wisata unggulan di Berau, masih dalam penutupan sementara akibat fenomena menghilangnya ubur-ubur tidak menyengat.
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Berau telah mengambil sampel kedua untuk dilakukan uji laboratorium setelah hasil dari sampel air pertama gagal. Hingga saat ini, hasil dari uji laboratorium masih belum keluar.
Kabid Pengembangan Destinasi Wisata Disbudpar Berau, Samsiah Nawir, menjelaskan bahwa meskipun Pulau Kakaban masih ditutup sementara dan tidak menerima pengunjung, ubur-ubur masih ada di sana namun tidak muncul ke permukaan.
“Karena di sana ombaknya juga masih tinggi, bahkan sampai 2 meter. Kondisi cuaca angin utara masih besar sehingga gelombang dari dan menuju Pulau Kakaban juga masih besar. Kami akan tunggu sampai air laut tenang dulu,” katanya.
“Kita harap bersama Destinasi Wisata Pulau Kakaban ini bisa pulih seperti dulu. Kami juga menghimbau kepada pengunjung untuk sama-sama menjaga keasrian alam dan habitat ubur-ubur tidak menyengat itu,” ajaknya.
Proses uji laboratorium sedang diteliti oleh pihak ketiga, dan perkiraan waktu pengumuman hasil adalah sekitar satu bulan setelah pengambilan sampel kedua yang dilakukan awal Februari.
Meskipun jumlah ubur-ubur yang terlihat di pintu masuk Pulau Kakaban sangat sedikit, Disbudpar telah menyiapkan jalur pintu masuk baru di pulau tersebut.
Diharapkan dengan penutupan sementara ini, lingkungan di sekitar Pulau Kakaban dapat pulih kembali.
Samsiah Nawir juga menegaskan bahwa wisatawan tidak perlu khawatir secara berlebihan karena kemungkinan ubur-ubur hanya sedang memulihkan diri.
Untuk menghindari kepadatan wisatawan di Pulau Kakaban, Disbudpar berencana untuk memperketat Standar Operasional Prosedur (SOP) di pintu masuk baru.
Salah satunya adalah dengan memberlakukan batasan kuota wisatawan yang boleh masuk ke pulau tersebut setiap harinya. Dengan demikian, jika kuota harian sudah penuh, pengunjung harus menunggu sampai keesokan harinya untuk bisa masuk kembali.
Sementara itu, jalur pintu masuk baru di Pulau Kakaban belum diresmikan karena cuaca dan gelombang di perairan Berau masih tinggi. Oleh karena itu, pembukaan jalur baru tersebut akan ditunda hingga kondisi gelombang laut lebih tenang.
Dengan langkah-langkah ini, Disbudpar Berau berharap dapat menjaga keberlangsungan Pulau Kakaban sebagai destinasi wisata yang terjaga dan aman bagi pengunjung serta lingkungannya.
Sumber : Tribunkaltim.co
Editor Topik Borneo