spot_img

Upaya Efektif Dinkes Balikpapan dalam Menekan Kasus DBD dengan Kelambu Air

BALIKPAPAN – Dalam menghadapi masalah Demam Berdarah Dengue (DBD), Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Balikpapan, Dr. Andi Sri Juliarty, menyatakan bahwa penggunaan kelambu air telah terbukti efektif dalam menekan angka kasus DBD di daerah setempat.

Contoh konkret dapat dilihat di Kecamatan Balikpapan Selatan, khususnya di kawasan Sepinggan, di mana angka kasus DBD yang awalnya tinggi berhasil ditekan setelah penggunaan kelambu air.

Dr. Sri Juliarty menjelaskan bahwa keberhasilan ini merupakan hasil dari inovasi Pemerintah Kota Balikpapan sebagai respons terhadap peningkatan kasus DBD pada tahun sebelumnya.

Kelambu air diperkenalkan sebagai salah satu upaya pencegahan, dan contohnya sudah dapat dilihat di sejumlah daerah di Balikpapan.

Pada awalnya, Dinkes Balikpapan membagikan kelambu air kepada warga, terutama di daerah yang memiliki tingkat kasus DBD tinggi.

Namun, tidak semua Kepala Keluarga (KK) mendapatkan pembagian kelambu air, sehingga masyarakat diharapkan untuk bisa membuat atau membelinya sendiri.

Sejumlah warga di Balikpapan, termasuk di sekolah SMAN 5, telah berhasil membuat kelambu air sendiri.

“Ada sejumlah daerah di Balikpapan yang warganya bisa membuat kelambu air. Termasuk salah satunya adalah di sekolah SMAN 5 yang bisa membuat kelambu air,” kata Sri.

Kelambu air menjadi efektif karena mencegah nyamuk masuk ke tempat penampungan air, sehingga tidak dapat berkembang biak.

Dengan demikian, jentik nyamuk Aedes Aegypti, penyebab DBD, tidak dapat berkembang di tempat penampungan air tersebut.

Jika sudah terdapat jentik, langkah selanjutnya adalah penaburan obat pembunuh jentik nyamuk menggunakan bubuk Abate.

Dr. Sri Juliarty menekankan bahwa untuk memberantas nyamuk Aedes Aegypti, perlu dilakukan tindakan yang mencapai akar masalah, bukan hanya memberantas nyamuk dewasa.

Penggunaan kelambu air dan penaburan obat Abate adalah langkah-langkah yang mencakup seluruh siklus hidup nyamuk.

Dengan suksesnya implementasi kelambu air sebagai langkah preventif, Dr. Sri Juliarty menyoroti pentingnya komitmen masyarakat untuk terus mengaplikasikan metode ini.

“Kalau menggunakan  fogging  atau pengasapan itu hanya untuk nyamuk dewasa, jika menggunakan kelambu air, bubuk abate memberantas sampai akarnya, dan sekarang tinggal komitmen masyarakat untuk mengaplikasikannya,” tambahnya.

Selain itu, ia juga menegaskan bahwa fogging atau pengasapan hanya efektif untuk memberantas nyamuk dewasa, sedangkan kelambu air dapat memberantas sampai ke akar masalah, menjadi langkah lebih holistik dalam pencegahan DBD.

Sumber : Antaranews.com 

Editor Topik Borneo 

BERITA TERKINI

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

MEDIA SOSIAL

1,559FansSuka
1,157PengikutMengikuti
1,175PelangganBerlangganan
- Advertisment -spot_img

BERITA DAERAH

BERITA NASIONAL

BERITA INTERNASIONAL

Komentar