SANGATTA – Lumpur yang diduga berasal dari aktivitas penambangan galian C telah menyebabkan genangan dan tumpukan lumpur di halaman rumah warga serta jalanan di Lubuk Tutung, Desa Sekerat, Kecamatan Bengalon, Kabupaten Kutai Timur (Kutim). Fenomena ini telah menjadi peristiwa yang kerap terjadi, terutama saat musim hujan tiba.
Menurut seorang warga terdampak, Sumarni, lokasi galian C berjarak sekitar 50 meter dari rumahnya, dan posisi lokasi galian tersebut lebih tinggi dari permukiman warga. Oleh karena itu, saat hujan turun, air dari lokasi galian C terlihat jelas mengalir menuju permukiman warga.
“Setiap kali musim hujan tiba, rumah kami selalu tergenangi lumpur yang dibawa oleh arus air hujan dari lokasi galian C. Namun, hingga saat ini belum ada yang mau bertanggung jawab atas kerusakan yang terjadi pada rumah kami,” ujar Sumarni.
Dia berharap Pemerintah Desa Sekerat segera mengambil langkah konkret untuk mencegah lumpur dari galian C agar tidak lagi masuk ke permukiman warga.
“Pemerintahan desa seharusnya lebih memperhatikan warganya dan bertindak proaktif untuk mengatasi masalah ini. Kami merasa sangat tersisih dan tidak ada yang bertanggung jawab atas dampak yang kami alami,” tambahnya.
Sementara itu, Nirmawati, seorang warga Sekerat yang rumahnya berhadapan langsung dengan lokasi galian C, mengatakan bahwa halaman rumahnya masih tergenang lumpur, meskipun dia telah dua kali melaporkan masalah ini kepada kepala Desa Sekerat.
“Laporan pertama saya langsung direspon dengan penggalian parit di depan area galian C, tetapi ketika hujan deras, genangan lumpur masih tetap masuk ke dalam rumah,” ujar Nirmawati.
Dia juga menambahkan bahwa dalam laporan kedua, respon dari kepala desa menjanjikan akan mencari solusi untuk masalah ini.
“Semoga tindakan penggalian parit yang dilakukan kemarin bisa mengatasi banjir lumpur di masa mendatang. Kami akan melihat hasilnya ketika hujan deras kembali,” tuturnya.
Editor Topik Borneo
